Mohon tunggu...
Frenda Yentin Madiana
Frenda Yentin Madiana Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Prodi Ilmu Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Realita Mistis dalam Pendidikan

7 November 2013   10:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:30 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1383796556731822808

Asehat.wordpress.com

Apakah anda percaya dengan yang hal-hal berbaumistis? Kita tak dapat mengelak bahwa kita tak percaya dengan hal-hal yang berbau mistis tersebut. Banyak di samping kiri dan kanan kita yang masih memegang tradisi bahkan masih melakukan hal-hal yang berbau mistis. Kita sendiri juga tak bisa terlepas dari hal-hal yang bersifat mistis tersebut. Diantaranya kita masih setia memelihara pikiran-pikiran mistis yang ada pada diri kita. Menurut Dewi Wahyuning, mahasiswa UIN Sunan Kali Jaga Prodi Pendidikan Agama Islam, “Percaya dengan mistis atau ghaib adalah wajib bagi kita. Namun, meminta bantuan kepada yang mistis dalam tanda kutip yang lelembut adalah syirik hukumnya”. Namun, hal ini yang malah terjadi di antara kita, kita tidak hanya percaya namun malah-malah diantara kita banyak yang meminta bantuan kepada para lelembut untuk mencapai tujuannya. Kepercayaan dengan yang mistis biasanya diidentikkan dengan kalangan orang tua, namun jangan salah banyak kalangan anak muda termasuk siswa siswi SMP,SMA maupun Mahasiswa yang masih percaya dengan hal-hal yang berbau mistis yang dapat membantu mereka. Hal ini biasanya dilakukan mereka dalam menghadapi ujian, perlombaan dan biasanya juga untuk mendapatkan cinta mereka yang sempat tertolak atau seperti peribahasa cinta ditolak dukun bertindak.

Kita ambil contoh siswi SMP di salah satu SMP di Jawa Timur, yang bernama Ririn Anggraini, ia mengaku pernah melakukan hal-hal yang mistis ketika ujian, ia membawa garam yang telah di aji-aji oleh dukun yang di sebarkan di bawah meja pengawas agar pengawas yang ada di ruangannya tidak betah di dalam ruang atau jika pengawas itu tidak keluar dari ruangan maka ia terlelap dalam tidurnya.Hal ini tidak hanya dilakukan oleh satu atau dua orang siswa saja, jangan heran jika pada waktu menjelang Ujian Nasional banyak siswa siswi yang berbondong-bondong pergi ke dukun dengan alasan agar ujian mereka lancar. Biasanya mereka membawa pensil mereka agar di beri aji-aji oleh mbah-mbah dukun atau sekedar mendapatkan air putih atau garam atau barang-barang lainnya yang dipercayai akan melancarkan dan menenangkan pikiran mereka ketika mengerjakan soal dan membuat jawaban mereka banyak yang benar.

Menurut, Mega Widya S, Mahasiswa UIN Sunan Kali Jaga, Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial, “Para siswa siwi yang melakukan hal seperti itu malah memperlihatkan kebodohan dan kebobrokan diri mereka, mereka melakukan hal yang tak sepantasnya mereka lakukan sebagai manusia yang terdidik, mereka seharusnya lebih berpikir rasional untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan bukan dengan cara yang tidak masuk akal”.

Sungguh tidak masuk akal bukan ?? jika kita hanya mengandalkan dukun dan kita tidak belajar, kapan kita bisa mengerjakan soal-soal ujian. Yang ada malah kita pusing mencari contekan ketika ujian.

“Negara Indonesia kapan akan maju jika pendidikan yang ada masih bobrok dengan hal-hal yang berbau mistis. Kapan Indonesia akan maju jika para penerusnya lebih memilih lari ke dukun daripada lari ke tempat les. Sungguh apa yang mereka lakukan adalah hal yang sia-sia dan sebaiknya mereka lebih giat belajar ketika akan menghadapi ujian bukan lebih giat mencari dukun”. Tutur, Iin Intan U, Mahasiswa UIN Sunan Kali Jaga,Prodi Tekhnologi Informatika.

Memang tak dapat dipungkiri bahwasanya di samping kanan kiri kita masih banyak yang melakukan hal-hal tersebut. Kita harus menghapuskan hal-hal tersebut dalam dunia pendidikan kita, agar terciptnya penerus yang pandai dan cerdas bukan penerus yang hanya suka dengan hal-hal yang berbau instan saja. Kita bentengi penerus kita dengan iman yang kuat agar mereka tidak berpikir syirik dan meminta bantuan kepada yang ghaib dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun