Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator Tafenpah

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

ChatGPT Aja Kok Repot

5 Maret 2023   12:21 Diperbarui: 5 Maret 2023   12:23 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kecemasan manusia terkait dengan teknologi ChatGPT | Sumber gambar; Halodoc

"Manusia menciptakan teknologi super canggih, tapi pada saat yang bersamaan pula, ia takut dengan hasil kreasinya" - Fredy Suni.

Aneh tapi nyata, setiap kali saya iseng membuka mbak google, di mana media-media arus utama (mainstream) sampai pada media sosial Blog, Youtube, TikTok, SnakVideo, Facebook, Instagram, dan sejenisnya seolah-olah ikut membenarkan kehadiran ChatGPT yang digadang-gadang akan menggantikan beberapa profesi di waktu yang akan datang.

Memang, waspada dan rencana kita perlu siapkan, guna mengantisipasi kecemasan demikian. Tapi, janganlah berlebihan terus-terus menakuti keadaan psikis pembaca budiman.

Karena perubahan apa pun, Artificial Intelligence (AI) sejenis ChatGPT dan segala peranakannya, tak mampu menggantikan peran manusia. Terlebih perasaan dan daya pengamatannya seputar fakta atau peristiwa yang terjadi dalam kehidupan harian.

Di sini saya melihat fenomena pelemahan psikologis dari para pakar atau ahli teknologi, dalam hal ini pendirinya.

Ya, mirip-mirip dengan psikologi persuasif atau dunia iklan yang kita saksikan di setiap beranda media maupun platgorm medsos lainnya.

Saya bukan anti teknologi atau dalam bahasa salah satu mantan dosen Filsafat saya di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang, yakni; Romo Valentinus Saeng yang kini menjadi Uskup di Kalimantan.

Dengan nada satirisnya, ia mengatakan dunia ini menjadi ladang pelemahan psikologi, terutama dunia kapitalisme.

Kehadiran kapitalisme kian merangkak dan memasuki bahkan mensugesti tatanan hidup setiap orang, untuk membenarkan adanya ancaman membahayakan di balik hasil kreasinya.

Dalam diam, saya pun teringat dengan kata-kata mantan Presiden, Gus Dur yakni; "GITU AJA KOK REPOT!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun