Menemukan kreativitas dalam kondisi yang serba sulit adalah impian setiap orang.
Harapan setiap orang adalah bebas berkarya dalam keadaan apa pun. Namun, karena ada satu dan lain hal terkait dengan Pandemi, tingkat kreativitas seseorang akan berkurang. Sebaliknya, ada yang menjadikan masa isolasi sebagai ajang pembuktian diri dalam berkarya.
Menakar Keadaan Batin Mereka Yang Sedang Menjalani Masa Isolasi
Ketika saya melihat, mengamati, mendengar dan ikut merasakan orang-orang terdekat saya yang pernah diisolasi, kondisi batin mereka sangat terpukul dengan keadaaan. Karena ruang gerak mereka tidak bebas. Akibatnya, tangisan, marah, kecewa, penyesalan selalu mengejar mereka.
Belum lagi ada urusan di kampung halaman yang tidak bisa ditawar. Misalnya, orangtua mereka yang sakit dan harus mendapatkan perhatian khusus dari anak mereka yang masih di tanah rantau.
Si anak sudah berusaha untuk membeli tiket pesawat dan sudah mengikuti prokes dengan ketat. Namun, ketika mereka sampai di dalam negeri atau daerah mereka, keadaan tidaklah semudah yang dipikirkan. Mereka harus masuk dalam ruang isolasi mandiri. Sementara nafas orangtua di kampung halaman sudah berada di ambang kehidupan.
Miris tapi inilah realitas kehidupan yang sangat sulit bagi kita semua.
Ketika dalam kondisi demikian, hal apa yang harus kita lakukan?
Sebagai penulis tentunya kita akan meluapkan rasa marah, kecewa akan keadaan melalui diksi-diksi kerinduan. Karena menulis itu berawal dari rasa empati, simpati, keberadaan dan kecintaan akan hidup (Sense of Life).
Masalahnya bagi mereka yang tidak menyukai bidang kepenulisan. Tentu masih ada cara lain untuk mengusir rasa kepenatan di dalam kamar hotel, kontrakan maupun perumahan dengan cara menonton youtobe, menyanyi, melukis, bermain game, chattingan, membuat status di media sosial dan berbagai hal yang bisa mengurangi ketegangan pikiran.
Belajar Manajemen Kreativitas dari Sandi Mann
Sandi Mann adalah dosen psikologi senior di Universitas Central Lancashire dan penulis buku "The Science of Boredom: Why Boredom is Good? Menyoroti dua faktor berlawanan yang diperlukan untuk kreativitas yakni; Stimulus dan Kreativitas." (Sumber: British Broadcasting Corporation).
Terkait dengan stimulus dan kreativitas dalam diri mereka yang sedang isolasi itu sesuai dengan kepekaan setiap orang dalam memanfaatkan "sense og being' atau rassa keberadaan mereka terhadap rangsangan sekitar.
Ketika mereka menemukan objek/sasaran yang memicu imajinasi dan semangat mereka, mereka akan memanfaatkannya untuk kreativitas.
Dalam kebosanan ada harapan akan kehadiran karya yang lebih besar. Artinya, ketika mereka yang masih terisolasi membiarkan kebosanan itu semakin menggunung, mereka akan kembali dengan semangat yang berapi-api untuk mengejar ketertinggalan mereka.
Semangat Kreativitas
Orang yang lama vakum/jeda atau berhenti dari kegiatan rutinitasnya memiliki tabung ilmu pengetahuan yang lebih banyak.
Dan ketika mereka kembali dalam keadaaan pikiran fresh, ide yang segar, kebaharuan (novelty) dalam berkarya. Itulah makna dari isolasi yang belum diketahui oleh banyak orang.
Jaga imun dan tetap jaga kehidupan rohani ya sobatku.