Pertama Filsafat adalah diskursus ilmu mempertanyakan segala sesuatu. Tujuannya untuk mencari jawaban dari semesta ini. Filsafat tidak pernah tunduk pada ilmu dan ideologi apapun. Karena filsafat sangat mengangungkan kebebasan berpikir.
Berangkat dari keresahan saya akan kulit kacang. Apalagi dikancangin oleh seseorang. Saya mencoba untuk mengamati jalan pikiran saya. Hingga suatu titik, pikiran saya mentok di bawah pohon. Dan saya mulai bertanya seputar, apa itu kentut?
Bagi saya kentut adalah gesekan antara dua buah bibir bla..bla.....blaaa, lalu mengeluarkan pup. Terlepas dari dunia medis yang mengatakan bahwa kentut adalah zat kotor yang dikeluarkan dari dalam lambung. Ya okeylah say akui. Tapi itu pendapat mereka.
Bagi saya orang yang kentut biasanya merasa lega. Jika kentut itu berbunyi. Tapi, orang akan memendam perasaannya, bila kentut yang dikeluarkan tak bersuara.
Lebih jauhnya, saya mulai mengaitkan kentut dengan kulit kacangan. Antara kentut dan kulit kacangan memang berbeda. Perbedaannya terletak pada kelihatan dan yang tak kelihatan. Di mana kulit kacangan kita bisa lihat. Sementara kentut berupa angin yang tak bisa dilihat.
Seirama orang yang dikacangin akan merasa dirinya tak berharga. Seumur hidupnya ia akan menyalahkan dirinya dan terus bertanya. Kapan dan kapan ia akan terbebas dari kurasi cinta?
Andaikan kentut disematkan dalam isi kulit kacang, maka akan melahirkan perpaduan rasa renyah dan bau busuk. Â Sebusuk PHP-in dari orang lain.
Dalam kehening saya mulai mencoba untuk bertanya sekali lagi, apa itu kentut? Saya pun masih menemui jawaban yang sama, yakni gesekan antara dua bibir bla...blala, lalu mengeluarkan pu.......
Bagi sebagian orang pasti menganggap saya sedang gila. Ya, saya gila gegara saya di php-in oleh orang yang saya percayai. Makna percaya itu bisa diartikan lebih luas kepada kelompok tertentu, wadah dan komunitas tertentu dalam kehidupan.
Saya rasa suara saya tak didengar. Bila saya harus tetap tunduk ada kulit kacang. Padahal kalau dikacangin, uuuuuh rasanya sakit banget.
