Mohon tunggu...
Fredy Rachman
Fredy Rachman Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Don't Pay for Play..

10 Mei 2015   20:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:11 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Akhir-akhir ini banyak banget acara yang mengakomodir band indie yang ingin bermain dalam suatu acara khususnya untuk scene underground. Tema acara juga macem-macem dan udah mulai bagus. Tapi ada satu hal yang jadi sorotan gue. Itu mengenai harga untuk ikut sebuah acara yang biasa disebut gigs. Harga untuk daftar dan bisa maen di acara gigs itu beda-beda. Dari yang masuk akal sampe yang mahalnya ga masuk akal. Dan adanya peraturan share tiket itu buat gue cukup ngeberatin buat band yang baru kebentuk atau baru berdiri. Share tiket ini biasanya ditujuin buat fans atau groupies dari band tersebut.

Gue pernah main di sebuah gigs di daerah bekasi. Dengan harga yang lumayan buat band gue, gue berangkat denga harapan acaranya meriah. Tapi yang gue liat jauh dari ekspektasi gue. Tempat yang seadanya dan kesiapan panitia kurang banget. Mulai dari terlambatnya acara, rundown yang berantakan sampe acara yang dibikin seolah marathon demi mengejar keterlambatan waktu tadi. Sebelum band gue maen, ada sebuah band yang  dari tampilannya bener menggambarkan kalo mereka anak band. Sampe mereka ngajak fans mereka, groupies atau apalah buat support mereka dan teriak serta lompat pas mereka tampil. Mohon maaf dari kualitas gue rasa masih banyak yang lebih bagus. Mereka Cuma unggul di massa.

Kalo udah gitu, panitia yang bakal diuntungin dari gigs tersebut. Keuntungan dari registrasi dan tiket masuk bisa berkali-kali lipat. Kalo mau acara rame dan meriah yang harusnya dilakukan itu promosi acara bukannya ngebebanin pengisi acara untul mempromosikan gigs dengan share tiket. Terus dimana fungsi panitia?! Buat proposal yang bagus untuk narik sponsor yang besar paling ga mereka tau kalo kita akan membuat sebuah gigs. Belajar negosiasi untuk mengundang artis indie yang sudah mempunyai fans dengan harga minim. Ga ada yang mudah di dunia indie. Semua butuh perjuangan semua butuh pembelajaran. Kalo semua udah diukur dengan uang, ga bakal ada abisnya. Kalo ngerasa itu hal yang susah dan mustahil, berhenti bikin gigs! Band akan besar karena promosi, salah satunya gigs. Dan kalo gigs tersebut sukses, EO juga akan menikmati hasilnya. So, ini semua tentang berjuang bersama bukan tentang uang.

Dari pengalaman gue itu, gue narik kesimpulan kalo mo sukses di dunia indie harus punya massa. Kualitas nomor sekian yang penting keren. Gue ga terlalu tau banyak dunia indie tapi satu hal yang gue garis bawahi, dunia indie itu dunia yang penuh support. Tapi dari kejadian di atas yang gue liat semua tentang uang. Mungkin gue emang ga pernah buat event musik tapi gue bukan orang baru dalam hal membuat sebuah acara. Gue pernah buat acara pameran dan dana biasanya dibebankan di sponsor. Kalo masih kurang, panitianya jualan atau bahkan ngamen demi ngedapetin tambahan dana. Bukan sekumpulan anak-anak manja yang sok keren dengan bikin event gigs dan ngebebanin dana di pengisi acara.

Emang ga semua acara kayak gitu. Banyak juga gigs yang bener-bener ngedepanin spirit indie. Tanpa share tiket, karena mereka (mungkin) tahu bagaimana rasanya memulai semua dari awal. Tanpa fans, tanpa groupies bayaran. Kurang tertatanya pemisahan genre dalam sebuah gigs itu juga bisa bikin gigs berantakan. Di beberapa gigs genre dalam acara tersebut Cuma satu biarpun ada sub-genre dari genre utama juga banyak. Dan gue mengapresiasi gigs itu. Lain halnya dengan all genre. Genre minoritas udah pasti akan kalah dengan genre mayoritas. Tapi nilai positifnya, semua bisa main. Dengan catatan tadi, harga tidak dibebani kepada pengisi acara.

Pinter-pinterlah milih gigs yang ngedepanin semangat perjuangan dan bukan semangat mengumpulkan uang. Do it yourself..

taken from my blog : fredyrachman.tumblr.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun