Mohon tunggu...
Fredrik Dandel
Fredrik Dandel Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang ASN yang terpanggil kuat dalam Pelayanan Kerohanian, hingga dapat menyelesaikan pendidikan S1 Theologia dan sekarang sedang melanjutkan Studi S2 Pastoral Konseling pada STT Bethel Indonesia Jakarta.

Selagi aku diperkenankan Tuhan untuk melayani, maka aku akan membaktikan hidup ini untuk hormat dan kemuliaan nama Tuhan. Maka lakukanlah segala sesuatunya untuk Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menghadirkan / Membangun Kerajaan Allah (Mat. 6 : 9 & 10)

12 Februari 2022   17:52 Diperbarui: 13 Februari 2022   04:59 6444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan :

Istilah Kerajaan Allah, dalam King James Version disebutkan : “Kingdom of God” yang diterjemahkan dari bahasa Yunani : “Basileia tou Theou”. Kerajaan Allah dan Kerajaan Sorga atau Kerajaan Langit (Yunani : Basileia ton Ouranon), menggambarkan suatu gagasan yang sama. 

Kata “Kerajaan Allah” disebut sebanyak lebih dari tujuh puluh kali di dalam Perjanjian Baru. Istilah ini tidak ditemukan dalam Perjanjian Lama. Namun Kerajaan Allah merupakan konsep yang berakar di dalam Perjanjian Lama, yang kemudian ditekankan oleh Yohanes Pembaptis dan penggenapan melalui Yesus Kristus dalam zaman Perjanjian Baru. Di dalam Perjanjian Lama, ada beberapa nats yang berbicara mengenai perkataan yang searti dengan Kerajaan atau pemerintahan Allah, terutama dalam Kitab Mazmur dan Nabi-Nabi. 

Nabi Daniel menyinggung tentang perihal Kerajaan Allah ini ketika menyingkapkan mimpi Raja Nebudkadnezar, yakni mimpi tentang patung yang amat besar, yang kepalanya terbuat dari emas tua, dada dan lengannya dari perak, perut dan pinggannya dari tembaga, pahanya dari besi dengan kakinya sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat). Pada Daniel 2 : 44 dikatakan : Tetapi pada zaman raja-raja, Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain : kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya. Hal mana mengingatkan kita kepada janji Allah dengan Daud yang disebut sebagai Perjanjian Daud dalam 2 Samuel 7 : 9 - 16. Ayat 12 – 14 : “……………… maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku.” 

Pengertian : 

Meskipun dalam pelayanan misiNya di dunia, Tuhan Yesus sangat menekan arti pentingnya Kerajaan Allah ini. Luk. 4:43 : …………. Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus.” Bandingkan dengan Luk. 9:2 : Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang. Namun Tuhan Yesus tidak pernah mendefinisikan secara gamblang apa yang dimaksudkanNya dengan “Kerajaan Allah”. Ketika dihadapan Pontius Pilatus, sebagai jawaban atas tuduhan Ia sebagai pemberontak, Tuhan Yesus menjawab : “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini.” (Yoh. 18:36). 

Lalu apa sesungguhnya pengertian Kerajaan Allah itu ? Rasul Paulus memberi penjelasan tentang Kerajaan Allah sebagai berikut : 

  • Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Roma 14 : 17. Selanjutnya : 
  • Sebab Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa. 1 Kor. 4 : 20. Bandingakan dengan Mat. 12:28 : “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.” Perihal kalimat sudah datang kepadamu, jelas dikatakan dalam doa Bapa Kami : …… datanglah KerajaanMu di bumi seperti di Sorga. 

Dari penjelasan-penjelasan sebagaimana tersebut diatas, maka dapatlah disimpulkan sebagai berikut : 

  • Kerajaan Allah adalah menyangkut pemerintahan Allah, dimana Allah yang berdaulat atas semua ciptaanNya. 
  • Kerajaan Allah adalah menyangkut perihal rohani, yakni soal : kebenaran, damai sejahtera, sukacita oleh Roh Kudus, dan Kuasa. 
  • Kerajaan Allah atau Kerajaan Sorga itu ada di Sorga, ada di dunia, bahkan ada di dalam diri manusia tertentu. 

Jika Kerajaan Allah termasuk juga ada dalam dunia ini dan ada di dalam diri manusia, maka marilah kita memiliki suatu kewajiban / kerinduan untuk “Menghadirkan / Membangun Kerajaan Allah”. Pertanyaannya kemudian adalah, bagaimana caranya kita “Membangun Kerajaan Allah” tersebut ? 

Pertama : Menempatkan Kerajaan Allah Sebagai Tujuan Utama Dalam Hidup Kita. 

Untuk menghadirkan / membangun Kerajaan Allah, pertama sekali kita membutuhkan komitmen. Komitmen tersebut adalah menempatkan Kerajaan Allah sebagai tujuan utama dalam hidup kita. Bukan berarti kita tidak memiliki tujuan-tujuan lain dalam hidup ini. Namun tujuan utama hidup kita adalah Kerajaan Allah. Matius 6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun