Family businesses are built on trust, but they thrive on profesionalism - John L Ward (Family Business Governance)
Perusahaan keluarga, biasanya lahir dari hubungan kekeluargaan yang penuh kepercayaan dan nilai nilai personal. Namun, agar naik kelas dan bisa bersaing secara berkelanjutan, perusahaan tersebut tidak bisa hanya mengandalkan hubungan personal. Mereka perlu menerapkan prinsip profesionalisme, mulai dari budaya, sistem kerja, kepemimpinan dan manajemen sumber daya manusia.
Banyak perusahaan keluarga yang ingin perusahaan nya naik kelas menjadi perusahaan yang besar dan disegani. Namun banyak juga yang tidak menyadari bahwa naik kelas itu bukan sekedar menaikkan omzet dan memperluas pasar. Ini adalah tentang bagaimana sebuah bisnis warisan bisa bertransformasi menjadi entitas profesional yang siap bersaing dalam jangka panjang.
Beberapa bulan lalu saya mendapat permintaan dari seorang pengusaha untuk menjadi konsultan guna membantu peningkatan penjualan di salah satu anak perusahaan nya. Saya mengenal beliau 14 tahun lalu, saat saya bekerja di sebuah perusahaan FMCG dimana beliau memiliki salah satu anak usaha yang menjadi distributor di perusahaan saya bekerja. Sejak itu hingga kini kami masih rutin berkomunikasi, hingga 3 bulan lalu saya diminta menemui beliau di kantor nya.
Beliau menceritakan bagaimana salah satu anak perusahaan nya yang mengalami stagnasi penjualan, bahkan cenderung mengalami penurunan dalam 2 tahun terakhir ini. Ini adalah keluhan klasik yang sering kita dengar : penjualan stagnan. Pemilik perusahaan menaruh harapan agar saya bisa datang dengan membawa formula peningkatan penjualan 2-3 kali lipat dalam waktu setahun.
Setelah saya melakukan survey kunjungan ke pelanggan, kemudian evaluasi di internal saya menemukan bahwa stagnasi penjualan dengan kecenderungan penurunan penjualan bukan semata-mata berasal dari masalah penjualan, melainkan lemahnya dukungan operasional dan logistik di anak usaha tersebut.Â
Setelah mempresentasikan hasil pengamatan dan rekomendasi dari saya, pengusaha tersebut meminta saya untuk terlibat lebih dalam dan memimpin perbaikan kinerja perusahaan nya secara langsung sebagai Interim Advisor dengan memberikan titel Head Operation & Sales kepada saya. Saya menyetujui nya dengan catatan bahwa pekerjaan ini harus selesai dalam waktu 6 bulan maksimal 9 bulan.
Seperti umumnya seorang dokter, saya kemudian menemukan bahwa demam di perusahaan tersebut, hanya gejala dari infeksi akut yang dialami dan butuh penanganan menyeluruh untuk menyehatkan nya. Ya perusahaan ini harus mendapat total bed rest, ia belum dan tidak akan bisa diajak berlari sebelum penyakitnya disembuhkan secara total.Â
Semakin dalam saya terlibat, saya menemukan permasalahan serius dimana operasional tidak terorganisir dengan baik, dan berjalan dengan lambat. Perbedaan data stok fisik dengan stok barang yang tercatat dalam sistem IT perusahaan menyadarkan saya utk segera melakukan Stock Opname sebagai langkah awal perbaikan.