Mohon tunggu...
Frans
Frans Mohon Tunggu... Lainnya - Pegawai Negeri

Mengisi waktu luang dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Keserakahan Seorang Pemburu

6 November 2022   16:32 Diperbarui: 6 November 2022   16:41 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sore itu, pemburu baru saja selesai dari perburuan di sebuah hutan.

Hari ini, ia berhasil memburu seekor rusa yang sangat besar. Pemburu itu berencana menjual daging rusa itu di kota dan memajang kepala rusa itu di rumahnya.

Ketika dalam perjalanan pulang ke rumahnya, ia melihat sebuah bunga unik.

Bunga itu berwarna perak berkilau seperti mutiara. Pemburu itu sama sekali belum pernah melihat bunga seperti itu.

Karena kondisi bunga itu yang sudah hampir layu, ia membawa bunga itu ke rumahnya untuk ia rawat.

Berhari-hari ia menyiram bunga itu dan akhirnya bunga itu tampak sudah segar. Ketika hendak menyiram, tiba-tiba dari dalam bunga itu muncul seberkas cahaya sangat terang.

Pemburu itu kaget dan sangat ketakutan melihat sinar dari bunga itu. Perlahan-lahan bunga itu berubah menjadi makhluk yang disebut peri.

Peri itu mengucapkan terima kasih kepada pemburu karena sudah merawatnya. Sebagai tanda terima kasih, peri itu memberikan sebuah kunci kepada pemburu itu.

Pemburu itu dengan nada yang masih ketakutan bertanya untuk apa kunci itu. Peri itu berkata bahwa kunci itu digunakan untuk membuka goa yang berisikan emas yang sangat banyak di sebuah kaki gunung.

Pemburu pun seketika menjadi sangat bersemangat mendengar perkataan si peri. Kemudian, peri memperingatkan kepada pemburu untuk tidak meninggalkan kunci itu di dalam goa karena goa akan tertutup sendiri dan tidak akan pernah bisa dibuka kembali.

Pemburu pun berjanji untuk tidak meninggalkan kunci itu di dalam goa. Setelah itu, peri itu mengucapkan selamat tinggal kepada si pemburu itu dan menghilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun