Tantangan terbesar dalam menabung bukanlah uang, tapi gaya hidup dan gengsi. Saya pernah merasa malu ketika teman-teman nongkrong di tempat mewah sementara saya hanya bisa pesan air mineral. Saya juga pernah dikira pelit karena tidak ikut iuran jalan-jalan. Tapi saya tahan.
Baca Juga : Gaji 15 Juta, Anakmu Pasti Sehat dan Pintar, Tapi Anak Siapa?
Saya belajar dari kisah para pensiunan yang menyesal karena tak menyiapkan masa tua. Banyak yang akhirnya bergantung pada anak, saudara, bahkan tetangga. Saya tidak mau hidup seperti itu.
Saya ingin di usia tua nanti, saya bisa tetap makan enak, tidur nyenyak, dan tersenyum tanpa perlu minta tolong. Itu hanya bisa terjadi kalau saya menyiapkannya dari sekarang.
Pesan untuk Kamu
Kalau kamu hari ini hidup dengan gaji pas-pasan, jangan minder. Justru kamu sedang berada di titik terbaik untuk memulai. Karena dari keterbatasan, kita belajar arti perjuangan. Dan dari perjuangan, kita menemukan arah hidup.
Mulailah dengan nominal kecil. Tidak perlu menunggu gaji dua digit. Sisihkan uang di awal bulan, bukan menunggu sisa. Pisahkan rekening agar tidak tergoda. Pelajari produk keuangan yang sesuai kemampuanmu. Dan yang paling penting, jangan takut beda dari teman-temanmu.
Ingat kata pepatah: "Lebih baik berkeringat di masa muda daripada menangis di masa tua." Masa depan tidak bisa ditunda. Kita bisa menunda beli sepatu baru, tapi jangan pernah menunda menabung untuk masa tua.
Saya bukan motivator. Saya hanya seseorang yang pernah takut menua dalam kesepian. Tapi sekarang saya belajar berdamai. Karena saya tahu, saya sedang menyiapkan sesuatu yang besar, sesuatu yang akan menjaga saya saat badan ini tak lagi kuat bekerja.
Masa tua yang tenang tidak datang karena gaji besar, tapi karena keputusan kecil yang diambil dengan konsisten.
Jika kamu suka hidupmu hari ini, persiapkan masa tuamu sejak sekarang. Jangan biarkan usia senja jadi musim panen kegelisahan. Biarkan dia menjadi musim teduh yang kamu ciptakan sendiri dengan tabungan kecil hari ini.