Mohon tunggu...
fransiska jenyfebiola
fransiska jenyfebiola Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangkaraya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ketahanan Ekonomi Indonesia di Tengah Krisis Global

8 Oktober 2025   17:40 Diperbarui: 8 Oktober 2025   17:40 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia menghadapi gelombang krisis yang datang silih berganti --- mulai dari pandemi COVID-19, konflik geopolitik, disrupsi rantai pasok global, hingga perubahan iklim yang kian terasa dampaknya. Semua ini menimbulkan tekanan besar terhadap perekonomian dunia. Namun, di tengah situasi yang tidak menentu itu, Indonesia menunjukkan kemampuan bertahan yang relatif kuat dibandingkan banyak negara lain. Ketahanan ekonomi Indonesia bukan semata hasil keberuntungan, melainkan kombinasi dari kebijakan fiskal yang hati-hati, diversifikasi ekonomi, serta daya tahan konsumsi domestik yang tinggi.

Pondasi Ekonomi yang Lebih Tangguh

Salah satu faktor utama yang membuat ekonomi Indonesia cukup stabil adalah fondasi makroekonomi yang terjaga. Sejak reformasi 1998, pemerintah dan Bank Indonesia terus berupaya menjaga inflasi, memperkuat cadangan devisa, serta menekan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB). Kebijakan fiskal yang disiplin ini memberikan ruang bagi pemerintah untuk melakukan intervensi saat krisis datang, tanpa harus mengorbankan stabilitas jangka panjang.

Pada saat banyak negara maju mengalami kontraksi ekonomi akibat lonjakan harga energi dan pangan, Indonesia justru masih mencatat pertumbuhan ekonomi di atas 5% dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu penyebabnya adalah kemampuan pemerintah menjaga kestabilan harga bahan pokok serta menyalurkan subsidi energi dengan lebih terarah. Kebijakan semacam ini membantu menjaga daya beli masyarakat, terutama kelompok menengah bawah yang menjadi tulang punggung konsumsi nasional.

Peran Konsumsi Domestik dan UMKM

Struktur ekonomi Indonesia yang didominasi oleh konsumsi domestik juga menjadi penopang utama di masa krisis. Sekitar 55--60% PDB Indonesia berasal dari belanja rumah tangga. Ketika ekspor melemah akibat ketidakpastian global, konsumsi masyarakat menjadi bantalan alami yang menjaga roda ekonomi tetap berputar. Selain itu, sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang tersebar di seluruh pelosok tanah air berperan penting dalam menciptakan lapangan kerja dan menyalurkan pendapatan ke masyarakat.

Pemerintah juga mendorong digitalisasi UMKM agar lebih adaptif terhadap perubahan zaman. Program seperti Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata di Indonesia tidak hanya memperkuat pasar lokal, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri terhadap produk dalam negeri. Dengan semakin banyak pelaku usaha kecil yang masuk ke ekosistem digital, daya saing nasional meningkat meski tekanan global masih tinggi.

Transformasi Ekonomi dan Hilirisasi Sumber Daya Alam

Selain mengandalkan kekuatan konsumsi domestik, Indonesia kini berupaya memperkuat sisi produksi melalui transformasi ekonomi. Pemerintah gencar menjalankan kebijakan hilirisasi, terutama di sektor pertambangan seperti nikel, bauksit, dan tembaga. Tujuannya adalah mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah dan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Langkah ini juga diharapkan dapat menarik investasi asing langsung (FDI) dan menciptakan lapangan kerja berkualitas.

Meski kebijakan hilirisasi menuai pro dan kontra di tingkat global, strategi ini menunjukkan hasil yang positif. Pendapatan negara meningkat, dan sejumlah industri pengolahan mulai tumbuh di kawasan-kawasan industri baru, terutama di Sulawesi dan Kalimantan. Dalam jangka panjang, transformasi semacam ini dapat memperkuat struktur ekonomi nasional sehingga tidak mudah goyah oleh gejolak eksternal.

Kebijakan Moneter dan Stabilitas Nilai Tukar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun