Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Apakah Mungkin Pemanfaatan AI untuk Memprediksi Kemacetan?

6 April 2025   12:00 Diperbarui: 8 April 2025   15:16 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ribuan kendaraan pemudik menumpuk di Gerbang Pelabuhan Bakauheni, Sabtu (5/4/2025) malam.(KOMPAS.COM/TRI PURNA JAYA)

Bayangkan kamu baru saja melewati momen libur panjang yang melelahkan, mungkin Lebaran atau akhir tahun. Perjalanan mudik sudah selesai, tapi kini kamu dihadapkan pada arus balik. Jalanan macet tak bergerak, waktu tempuh yang tak menentu, dan energi yang tersisa pun terkuras hanya karena kamu tidak tahu rute mana yang benar-benar lancar. Kamu berharap ada teknologi yang bisa membantumu menghindari semua itu. Tapi, mungkinkah teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) benar-benar bisa memprediksi kemacetan arus balik?

Itu bukan hanya pertanyaan iseng. Di era sekarang, teknologi berkembang jauh lebih cepat daripada yang kita bayangkan. AI bukan lagi sekadar teknologi masa depan, tapi sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Namun, ketika bicara soal memprediksi kemacetan arus balik, masalahnya tidak sesederhana "sekadar menebak".

Kenapa Arus Balik Begitu Sulit Diprediksi?

Sebelum membahas AI lebih jauh, kita perlu memahami dulu kenapa arus balik bisa jadi permasalahan yang pelik. Pada momen-momen besar seperti Idulfitri, Natal, atau liburan sekolah, jutaan orang secara bersamaan melakukan perjalanan kembali ke kota tempat mereka bekerja atau tinggal. Ini artinya, dalam satu hari tertentu, ada lonjakan luar biasa dalam volume kendaraan yang bergerak menuju arah yang sama.

Namun yang membuatnya lebih rumit adalah: perilaku manusia itu tidak bisa sepenuhnya ditebak. Ada yang berangkat lebih pagi supaya menghindari macet, ada yang sengaja menunda hingga malam. Belum lagi jika ada kecelakaan, cuaca buruk, perbaikan jalan, atau rute alternatif yang justru menjadi bumerang. Jadi, arus balik bukan sekadar soal banyaknya mobil, tapi juga soal bagaimana perilaku pengguna jalan saling bertabrakan dan menciptakan kemacetan yang tidak terprediksi.

Apa AI Solusi dalam Masalah Ini?

AI, atau kecerdasan buatan, pada dasarnya adalah teknologi yang bisa "belajar" dari data. Semakin banyak data yang diberikan, semakin cerdas AI dalam mengenali pola, membuat prediksi, dan memberikan rekomendasi. Di bidang transportasi, AI sudah mulai digunakan di berbagai negara untuk menganalisis arus lalu lintas, memprediksi titik kemacetan, bahkan mengatur sinyal lampu merah secara otomatis berdasarkan kondisi real-time.

Dalam konteks arus balik, AI punya potensi luar biasa. Ia bisa mengumpulkan data dari berbagai sumber seperti kamera CCTV jalan, sensor lalu lintas, sinyal GPS dari kendaraan atau ponsel, bahkan percakapan di media sosial yang membahas kondisi jalan tertentu. Kemudian, AI memproses semua data itu untuk membuat model prediksi: jam berapa akan terjadi lonjakan kendaraan, di titik mana kemungkinan terjadi penumpukan, dan rute mana yang relatif lebih lengang.

Namun semua itu bergantung pada satu hal: ketersediaan dan kualitas data. Tanpa data yang cukup, AI hanya akan menjadi teknologi pintar yang tidak tahu harus berbuat apa.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun