Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Habiskan Waktu Berdebat dengan Orang Bodoh!

18 Februari 2025   16:40 Diperbarui: 18 Februari 2025   16:40 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Berdebat.Pixabay.com/Javaistan 

Pernahkah kamu merasa frustrasi saat mencoba menjelaskan sesuatu kepada seseorang, tetapi orang tersebut tetap bersikeras dengan keyakinannya, meskipun jelas-jelas salah? Kamu sudah menyajikan fakta, logika, bahkan bukti ilmiah, tetapi yang kamu hadapi hanya penolakan, kebingungan, atau bahkan serangan balik yang tidak masuk akal.

Kamu mungkin berpikir bahwa dengan menjelaskan lebih lanjut, mereka akhirnya akan memahami. Namun, yang terjadi justru sebaliknya mereka semakin menutup diri, semakin keras kepala, bahkan menyerangmu secara pribadi. Alih-alih menjadi diskusi yang sehat, percakapan tersebut berubah menjadi perdebatan yang melelahkan, tanpa arah, dan tidak membawa hasil apa pun.

Mengapa hal ini terjadi? Mengapa sebagian orang begitu sulit menerima kenyataan? Dan lebih penting lagi, apakah layak bagi kita untuk terus berdebat dengan mereka?

Dalam dunia yang semakin terfragmentasi oleh informasi yang mudah diakses, perdebatan semakin sering terjadi, baik di dunia nyata maupun di media sosial. Namun, tidak semua perdebatan itu produktif. Beberapa di antaranya hanyalah perang ego, di mana tidak ada yang benar-benar mencari kebenaran hanya ingin menang.

Berpegang teguh pada keyakinan yang salah bukanlah sekadar masalah ketidaktahuan. Lebih dari itu, ini adalah cerminan dari bias kognitif, ego, dan kurangnya keterbukaan terhadap perspektif lain. Inilah yang menjadikan debat dengan orang bodoh sebagai sesuatu yang sia-sia.

Ketika Logika Tidak Lagi Berfungsi

Manusia adalah makhluk yang unik. Kita menganggap diri kita rasional, tetapi kenyataannya, banyak dari keputusan dan keyakinan kita dipengaruhi oleh emosi dan bias kognitif. Dalam konteks perdebatan, ada fenomena psikologis yang menjelaskan mengapa seseorang tetap berpegang teguh pada pendapatnya meskipun telah terbukti salah.

Salah satu fenomena tersebut adalah backfire effect. Ketika seseorang dihadapkan dengan bukti yang bertentangan dengan keyakinannya, alih-alih mengubah pandangan, mereka justru semakin teguh pada pendiriannya. Penelitian yang dilakukan oleh Brendan Nyhan dan Jason Reifler dari Dartmouth College menemukan bahwa semakin seseorang merasa terancam oleh informasi baru, semakin besar kemungkinan mereka menolaknya.

Ini terjadi karena menerima kenyataan yang bertentangan dengan keyakinan seseorang bisa menjadi ancaman bagi identitasnya. Misalnya, seseorang yang telah lama mempercayai teori konspirasi tentang vaksin akan merasa bahwa menerima fakta ilmiah berarti mengakui bahwa dirinya telah salah selama ini. Ini adalah sesuatu yang sulit diterima, karena berarti harus menghadapi kenyataan bahwa mereka telah hidup dalam kebohongan.

Bukan hanya itu, banyak orang juga terjebak dalam confirmation bias, yaitu kecenderungan untuk hanya menerima informasi yang mendukung keyakinan mereka dan mengabaikan fakta yang bertentangan. Di era media sosial, di mana algoritma memperkuat pandangan seseorang dengan hanya menampilkan informasi yang sesuai dengan keyakinan mereka, confirmation bias semakin diperparah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun