Seperti yang dipaparkan dalam artikel pertanggungjawaban di atas, mazhab ini menggunakan apa yang disebut dengan "Metode tanpa metode" atau "Apa saja boleh" dalam menjalankan riset ilmiahnya untuk menemukan kebenaran saintifik.
Metode di atas diproklamasikan oleh Paul Feyerabend. Melalui metode tersebut, dia mau mengatakan bahwa untuk mencapai kebenaran ilmiah, kita tak boleh terpaku pada salah satu metode yang sudah mapan dan telah menjadi semacam "regulasi riset". Feyerabend ingin mengajak seorang peneliti menemukan metodenya sendiri dalam menemukan kebenaran.
Akan tetapi, anarkisme pada mazhab kenthirisme tidaklah bermakna nirkaidah. Seperti halnya anarkisme metodologi Feyerabend, kenthirisme tekstualisasi dipagari oleh tiga kaidah pokok yaitu logika, etika, dan estetika.Â
Dengan begitu, sebuah teks atau tulisan haruslah logis, etis, dan estetis. Sebab teks adalah suatu kebenaran dan kebenaran mengandung nilai-nilai logika, etika, dan estetika sekaligus dalam dirinya.
***
Kenapa metode yang diusung oleh mazhab ini masih membuat saya berpikir panjang untuk mengaplikasikannya dalam berteologi? Alasannya berkaitan erat dengan apa yang menjadi tujuan dari teologi itu sendiri dan apa yang menjadi panggilan dari seorang teolog.
Teologi yang dipahami sebagai ilmu yang berbicara tentang Allah -- dalam hal ini Allah berdasarkan iman Kristen -- itu bertujuan untuk membangun Gereja. Tugas dan panggilan seorang teolog pun harus selalu ditempatkan dalam tujuan ini. Mengapa? Karena seorang teolog tidak berada dalam dunia antah barantah. Ia berada dalam suatu komunitas beriman yakni Gereja. Lepas dari Gereja dia tidak dapat berteologi.
Dan yang penting untuk diingat, seorang teolog haruslah seorang yang beriman dan melaksanakan seluruh tugasnya dalam iman (Berthold Anton Pareira).
Dan karena objek dari teologi ialah Allah yang hidup serta rencana keselamatan-Nya yang diwahyukan dalam diri Yesus Kristus, seorang teolog dipanggil untuk selalu memperdalam kehidupan imannya sendiri dan senantiasa menyatukan riset ilmiahnya (berteologi) dalam doa.
Begitulah tujuan dari teologi dan panggilan seorang teolog digariskan oleh Gereja. Demi mencapai apa yang menjadi cita-cita dan tujuan teologi serta untuk menempatkan seorang teolog pada panggilan sejatinya, dalam Gereja Katolik sendiri ada yang namanya Kongregasi Doktrin untuk Ajaran Iman (Congregatio pro Doctrina Fidei).
Tugas utama dari Kongregasi ini ialah bertanggung jawab atas doktrin-doktrin Katolik. Ia bertugas memajukan dan menjaga doktrin iman dan moral Katolik di seluruh dunia.