Mungkin karena sudah sedikit agak kesal, sang pastor pun bertanya: "Mana daging burungnya?" Umat yang turut makan tidak mampu menahan tawa.
Umat memberi tahu sang pastor kalau labu kuning yang dimasak campur mie, itulah burung-nya :) :) Rupanya burung, dalam bahasa daerah setempat itu artinya labu kuning.
Meski tak ada daging burung, sang pastor tetap menyantap makanan dengan senang hati. Umat tentu tidak ingin pastor yang mereka sayangi kelaparan. Sebagai orang asing, barangkali sang pastor malu untuk nambah lagi. Karena itu, ada umat yang bilang kepadanya: "Makannya jangan menyangkak pastor"!.
Sang pastor pun langsung menjawab: " O iya... Saya tidak menyangka bisa makan di sini".
Umat kembali tertawa mendengar jawaban sang pastor. Rupanya 'menyangkak' dalam bahasa daerah setempat itu artinya mempersilakan tamu agar tidak malu-malu untuk nambah lagi.