Mohon tunggu...
Francis Matthew Kartadinata
Francis Matthew Kartadinata Mohon Tunggu... siswa

pelajar dari sma kolese kanisius

Selanjutnya

Tutup

Seni

CC CUP XL 2025: Acara tahunan kolese kanisius yang membentuk karakter magis dan calon leader

3 Oktober 2025   19:14 Diperbarui: 3 Oktober 2025   19:14 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto siswa kolese kanisius yang lembur untuk bekerja menyiapkan lomba


Canisius College Cup XL 2025 telah menyulut kembali bara semangat kompetisi dan kolaborasi di kalangan pelajar. Lebih dari 200 sekolah terlibat, ratusan pertandingan berlangsung meriah, dan lebih dari 500 panitia---semuanya siswa---berjibaku selama tujuh minggu. Namun, jauh di balik sorak-sorai penonton, derap langkah pemain di lapangan mini soccer, atau ketegangan duel di meja catur, CC Cup adalah sebuah kawah candradimuka, arena nyata tempat karakter anak muda ditempa. Ini bukan sekadar turnamen, melainkan sebuah gagasan besar mengenai bagaimana daya juang (yang kita sebut Magis) diuji dan dibentuk.

CC Cup, dengan segala kemegahannya yang melibatkan lebih dari 10 cabang lomba, mulai dari modern dance hingga wall climbing, dan ditutup dengan konser spektakuler The Changcuters dan Bernadya di depan ribuan penonton, membuktikan satu hal: anak muda kita tidak hanya butuh panggung, mereka butuh tanggung jawab penuh. Ketika segala sesuatu, mulai dari penggalangan dana, perencanaan acara, hingga urusan keamanan yang melibatkan kepolisian, diserahkan sepenuhnya kepada siswa, proses yang terjadi adalah pendidikan karakter yang sesungguhnya.

Lapangan basket, tribun penonton, hingga homebase panitia yang berantakan adalah kelas-kelas tanpa dinding bagi generasi muda. Di sinilah mereka belajar bahwa hasil akhir, baik piala maupun tepuk tangan meriah dari 5.000 hadirin di acara penutupan, adalah buah dari proses yang melelahkan dan seringkali tidak sempurna.

Mari kita lihat dari sisi pemain. Lelah fisik, kekalahan yang menyakitkan di babak semi final, atau bahkan momen harus berhadapan dengan keputusan wasit yang terasa tidak adil. Semua itu adalah ujian. Kemenangan sejati di CC Cup bukan hanya tentang mencetak gol atau meraih medali, tapi tentang kemampuan untuk bangun lagi setelah terjatuh, tentang menghormati lawan dengan tulus (sebuah nilai sportivitas yang sering hilang di ruang publik kita), dan tentang menjaga emosi di tengah tekanan tinggi.

Magis, daya juang yang selalu berusaha melampaui diri, termanifestasi jelas dalam setiap sesi latihan yang ditinggalkan demi rapat kepanitiaan, atau dalam setiap lari kencang pemain untuk mengejar bola yang hampir keluar lapangan. Ini adalah konsep vital yang mendorong seseorang untuk selalu berbuat yang terbaik, bahkan ketika tidak ada yang melihat.

foto closing cc cup 2025 yang menampilkan changcuters
foto closing cc cup 2025 yang menampilkan changcuters
CC Cup XL 2025 melibatkan lebih dari 500 panitia dari berbagai jenjang. Bayangkan, ratusan siswa, dari SMP hingga SMA, harus bekerja sama di bawah satu payung besar. Tugas mereka beragam, mulai dari logistik alat olahraga, desain visual panggung yang keren, hingga negosiasi dengan vendor makanan serta artis itu sendiri.

 Kekuatan Kolaborasi Lintas Batas Usia dan Kepentingan.Di ruang kepanitiaan, tidak ada senioritas yang kaku, melainkan kerja sama berbasis kompetensi. Siswa SMP belajar dari kakak kelas SMA tentang manajemen waktu dan tekanan, sementara siswa SMA belajar tanggung jawab penuh terhadap tim. Mereka belajar bahwa sebuah acara tidak bisa sukses hanya karena kerja keras satu atau dua orang superstar---ia butuh orkestrasi, butuh komunikasi yang tulus dan non-judgemental.

Panitia, Pemain, dan Penonton: Sebuah Ekosistem Magis Saya melihat seorang panitia yang merelakan waktu istirahatnya untuk memastikan rundown untuk kompetisi lomba yang ada berjalan sempurna, meskipun dia sendiri seharusnya fokus pada persiapan ujian. Saya mendengar cerita pemain mini soccer yang setelah timnya kalah, justru bergabung membantu panitia merapikan lapangan alih-alih langsung pulang. Hal-hal kecil dan nyata inilah yang menjadi nilai-nilai hidup relevan bagi anak muda saat ini: servant leadership atau kepemimpinan yang melayani sama seperti slogan cc yaitu 4c 1L dan man with for and with other

Jika kita ingin membangun karakter anak muda Indonesia menjadi generasi emas 2045, kita tidak bisa hanya mengandalkan ceramah moral di ruang kelas. Kita butuh arena konkret, dan CC Cup adalah salah satunya.

Gagasan pokoknya sederhana: berikan kepercayaan, berikan tanggung jawab, dan biarkan mereka gagal.

Panitia CC Cup XL 2025 telah mengelola dana, menghadapi drama keterlambatan, mengatasi masalah teknis di tengah pertandingan, hingga memastikan keamanan 5.000 orang di malam penutupan. Ini adalah pengalaman manajerial yang jauh lebih berharga daripada teori buku manapun. Mereka belajar bahwa kegagalan (misalnya, timeline yang molor atau sponsor yang batal) adalah bagian dari proses, bukan akhir dari dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun