Hari Kamis, tanggal 24 April yang lalu, di bawah terik matahari menjelang siang, saya bersama dengan saudara saya mengantri di trotoar di depan Kedutaan Vatikan untuk mendapatkan giliran menuliskan ungkapan hati bagi Paus Fransiskus di buku tamu.
Saya sudah membuat catatan di ponsel untuk apa yang ingin saya tuliskan nanti, tapi saat berada dalam antrian di dekat gerbang masuk gedung kedutaan, tiba-tiba muncul seorang petugas laki-laki, berdiri menghadap ke antrian dan kemudian dengan suara keras mulai memberikan instruksi-instruksi yang harus dipatuhi saat berada di dalam kedutaan dan mewanti-wanti kami untuk tidak menulis berpanjang-panjang di buku tamu nanti. "Paling banyak dua baris, ya! katanya. Suaranya dibuat keras dan menunjukkan sikap tegas, tapi setelah itu menambahi dengan lelucon-lelucon yang dibuatnya sendiri. Entah apa maksud petugas itu. Serius ngga  sih sebenarnya instruksinya ini?  Hal ini membuat saya langsung berpikir ulang untuk kalimat-kalimat yang akan saya tulis. Sebisanya merangkumnya dalam dua baris. Sedikit kecewa, tapi daripada nanti kena tegur di dalam, lebih baik disiapkan dari awal.
Setelah mengantri di depan gedung, di teras, dan kemudian di dalam lobi kedutaan. Akhirnya saya dan saudara saya mendapatkan kesempatan untuk menulis di buku tamu yang disediakan. Ada 3 meja besar dengan buku tamu terletak di atasnya, dan petugas-petugas yang berjaga di dekat meja.
Buku tamu itu untungnya cukup lebar, sehingga saya bisa menuliskan beberapa kalimat dalam satu baris. Meski tidak bisa menuliskan semua seperti yang sudah saya siapkan sebelumnya, tapi saya masih bisa menuliskan ungkapan terima kasih saya atas bantuan doa dan teladan iman beliau.
Grazie mille Papa Francesco! Grande papa
Berbahagialah bersama para kudus di Surga
Penulis:
Francisca S
Â