Di balik aroma segar peppermint, sebotol kecil sirup berwarna jernih menyimpan harapan besar. Harapan itu datang dari sekelompok mahasiswa farmasi Universitas dr. Soebandi yang bertekad menjawab tantangan pengobatan diabetes tipe 2 melalui bahan alam lokal: daun kitolod (Hippobroma longiflora).
Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) dari Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas dr. Soebandi Jember mengambil langkah inovatif dalam pengembangan fitofarmaka. Dengan dukungan dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), tim ini menjalankan riset selama 3 Bulan.
Dibimbing oleh Bapak Mohammad Rofik Usman, M.Si, tim yang diketuai oleh Shinta Sabilal Khoir bersama Dea Nova Widhyati, Putri Ayu Diah Sasmita, Alvina Balqis Safitri, dan Nur Aisyah Maulidatur Rohmah yang berfokus pada formulasi sirup ekstrak daun kitolod beraroma peppermint sebagai alternatif pengobatan diabetes melitus tipe 2 (DMT2).
Riset dimulai dengan diskusi intensif, dilanjutkan dengan pemilihan metode ekstraksi, formula sediaan, hingga pengujian karakteristik fisik. Uniknya, mereka juga melakukan skrining senyawa secara in silico menggunakan molecular docking yang difokuskan pada dua protein penting: AMPK dan SUR1.
Berbagai uji formulasi dilakukan di Laboratorium Teknologi Farmasi dan Fitokimia, termasuk uji organoleptik, homogenitas, kejernihan, pH, viskositas, dan waktu tuang, untuk memastikan kualitas dan kenyamanan konsumsi.
Produk akhir ini bukan hanya menawarkan solusi berbasis herbal yang efektif dan aman, tetapi juga menjadi bentuk kontribusi mahasiswa terhadap pengembangan fitofarmaka nasional. Sirup kitolod ini diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan terapi pasien DMT2 dengan inovasi rasa dan bentuk sediaan yang berbahan herbal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI