Jurnalisme online dan jurnalisme multimedia memang berada di ladang yang sama yakni internet, tapi ternyata mereka ibarat saudara kembar, serupa tapi tak sama.
Dengan label saudara kembar, dua jurnalisme ini seolah sulit dibandingkan. Namun, secara sederhana, perbedaannya terletak pada cara pengemasan konten berita. Kalau Anda bertanya, "Perbedaan detailnya seperti apa sih?"Â Yuk, simak ulasan di bawah ini!
Aktivitas jurnalistik apapun yang Anda lakukan dalam platform digital selama berbasis jaringan internet dapat dikategorikan sebagai jurnalisme online (Widodo, 2020, h. 21).
Namun, ada beberapa poin yang perlu Anda ingat terkait jurnalisme ini:
1. Konten jurnalisme online tidak dihadirkan dalam bentuk multimedia;
2. Jurnalisme online diproduksi secara eksklusif untuk hadir dan didistribusikan melalui World Wide Web;
3. Digital storytelling yang berbasis multimedia bukanlah suatu kewajiban tapi dilihat sebagai suatu potensi.
Ada pula dua fokus utama jurnalisme online ini menurut Mark Deuze (Widodo, 2020):
Pertama, berkonsentrasi pada editorial content dengan basis public connectivity.
Jurnalis akan membuat dan mengoreksi konten yang terdiri dari teks (kata-kata lisan atau tulisan, gambar diam atau bergerak). Sementara konekivitas publik dimaknai sebagai komunikasi 'publik' yang tanpa hambatan, baik penyuntingan (editing) atau moderasi (moderation).