Mohon tunggu...
Flutterdust
Flutterdust Mohon Tunggu... Mahasiswa - Muhammad Fa'iq Rusydi - Mahasiswa Sejarah dan Peradaban Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Kecil Bergerak

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

5 Jenis Skill yang Perlu Dimiliki Pemandu Wisata Sejarah

14 September 2022   00:51 Diperbarui: 21 April 2023   04:56 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemandu wisata sejarah menjadi alternatif pekerjaan yang cukup diperhitungkan di era post-modern ini, hal mendasar yang dibutuhkan oleh pemandu wisata sejarah adalah skill. Bahkan lebih umum kita tahu, hampir tiap pekerjaan sekarang memerlukan profesionalitas, aspek penting dalam profesionalitas adalah skill. Artinya, skill sangat berperan penting sebagai pondasi dalam menumpu dan menambah profesionalitas sebuah pekerjaan, apalagi pekerjaan historical tour guide kalau bahasa orang desaku, alias pemandu wisata sejarah. Kompetensi dan skill apakah sama? Tentu saja ndak og, beda tipis, sehingga wajar tidak sedikit orang yang masih menganggapnya sama. Skill sendiri dipetakan menjadi 5 jenis, namun apakah kelima jenis skill tersebut dibutuhkan oleh pemandu wisata sejarah? Lhah, mbuh og.

Pemandu wisata sejarah dalam memandu wisatawan memiliki pengaruh yang besar, utamanya pada segi kepuasan. Ratih Melatisiwi Purwaningsih dalam jurnalnya (Pengaruh Kualitas Pelayanan Pemandu Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan di Candi Prambanan, Tinjauan Khusus pada Kemampuan Berbahasa Verbal, p. 146) menyebut bahwa kepuasan wisatawan merupakan hasil interaksi antara pengalaman dan ekspektasi wisatawan sebelum dan sesudah suatu produk atau layanan. Pada kasus wisatawan di Candi Prambanan, Ia menerangkan bahwa umumnya wisatawan sebelum datang ke Candi Prambanan sudah mempunyai pengharapan yang ingin dicapai ketika di lokasi, harapan tersebut dibagi menjadi 2, yakni keinginan dan kebutuhan. Salah satu keinginan mendasar yang ingin dicapai wisatawan adalah dapat merasakan keadaan yang berbeda dari rutinitas sehari-hari.

Sedang kebutuhan yang harus dipenuhi wisatawan ketika berada di lokasi adalah mampu mendapatkan segala informasi tentang Candi Prambanan sebagai objek yang dikunjungi. Hal ini tampaknya berlaku juga bagi ODTW (Objek Daya Tarik Wisata) lainya selain Candi Prambanan. Lebih lanjut selain pengharapan, wisatawan juga mempunyai respon-respon terhadap ODTW dan  penyelenggaraanya. Oleh sebab itu, kepuasan wisatawan bisa dikatakan sangat bergantung pada kinerja produk dan penyelenggaraan wisata. Bilamana kinerja pemandu wisata sebagai bagian dari penyelenggaraanya tidak dapat memenuhi harapan, maka respon wisatawan akan negatif, begitu juga sebaliknya bilamana kinerja pemandu wisata dapat memenuhi harapan wisatawan, maka respon wisatawan akan positif. Terlebih, bilamana kinerja pemandu wisata melebihi harapan wisatawan, maka wisatawan akan merasa lebih positif lagi.

Di sinilah yang bisa disebut sebagai profesionalitas, kinerja pemandu wisata sejarah melebihi harapan wisatawan. ‘Bonusnya’ tentu saja mempengaruhi sang wisatawan dan wisatawan lain untuk kembali berkunjung. Dari contoh kasus tersebut, lagi-lagi hal mendasarnya adalah skill yang menjadi suatu keunggulan atau keistimewaan pemandu wisata sejarah. Skill sendiri umumnya secara jenis dipetakan menjadi 5, yakni Hardskill, Softskill, Transferable Skill, Upskilling dan Reskilling. Pertama, hardskill, yaitu keterampilan teknis yang diperlukan untuk melakukan sesuatu yang spesifik seperti pekerjaan, biasanya diperoleh dari pelatihan, pekerjaan dan pendidikan. Seseorang dengan hardskill biasanya diharapkan mampu menyelesaikan suatu pekerjaan dengan hasil yang memuaskan.

Kedua, softskill, adalah keterampilan non teknis. Yaitu suatu perilaku dan karakteristik individu yang dapat menentukan bagaimana cara bekerja, baik sebagai tim maupun sebagai individu. Tanpa softskill, hardskill menjadi kurang maksimal. Berlaku juga sebaliknya, tanpa hardskill, softskill hanya menjadi perilaku dan sifat pribadi saja. Oleh sebab itu, softskill dibutuhkan untuk membuat lingkungan dan suasana kerja menjadi positif dan fungsional. Ketiga, transferable skill atau sering disebut keterampilan portable, yaitu suatu keterampilan atau keahlian yang dapat dialihmanfaatkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainya. Keempat, upskilling, yaitu suatu keterampilan belajar terhadap keterampilan yang baru karena perkembangan tuntutan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi).

Kelima, reskilling, yaitu keterampilan pengembangan skill yang sebelumnya sudah dimiliki dan dijadikan bekal untuk posisi berbeda, termasuk untuk memenuhi kebutuhan pasar. Oleh karena kelima skill tersebut berdasarkan jenis, maka wujudnya dapat berubah, berkurang atau berkembang. Contoh, kemampuan membangun hubungan dan berkomunikasi secara efektif tentu dibutuhkan oleh pemandu wisata sejarah saat ini, kemampuan ini masuk dalam jenis softskil dan transferable skilll, sedangkan pemahaman tentang ilmu sejarah dan sejarah objek wisata, masuk dalam jenis hardskill. Kemampuan tentang teknologi, apakah dibutuhkan oleh pemandu wisata sejarah? Dahulu mungkin tidak terlalu, sedang sekarang sangat dibutuhkan karena pertimbangan bagaimana hal ini dapat menentukan, mempengaruhi atau meningkatkan perjalanan wisata sejarah, kemampuan ini relatif masuk jenis upskilling atau reskilling. Jadi itulah 5 jenis skill yang perlu dimiliki oleh pemandu wisata sejarah, semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun