Mohon tunggu...
Florensius Marsudi
Florensius Marsudi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

Penyuka humaniora - perenda kata.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Orang Kristen Seharusnya Malu Dengan Jokowi!

26 Desember 2012   18:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:59 6727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengenal  orang kristen.

Bertolak dari definisi sederhana, orang kristen adalah mereka yang mengaku diri menjadi pengikut Kristus, dibaptis, dipermandikan dalam nama-Nya.

Ajaran bagi orang kristen (secara sederhana), mencakup dua hal yaitu:

Pertama: mengasihi (hormat, tunduk - berbakti kepada) Allah dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa, dan dengan segenap kekuatan, dan dengan segenap akal budi. Kedua:  mengasihi sesamamanusia seperti mengasihi diri sendiri (bdk. Luk 10: 27).  Apapun yang dilakukan oleh orang kristen, sebagai kaca benggalanya adalah kedua perintah-ajaran yang mendasar tersebut. Melenceng dan tidaknya kelakuan orang kristen dengan sederhana dapat dikacai dari nilai kedua ajaran tersebut.

Apa yang telah dan sedang dilakukan Jokowi untuk warga Jakarta, dan mengapa orang kristen mesti malu?

Pertama, Jokowi muslim, tetapi beliau malah yang lebih (sungguh) menjalankan nilai kekristenan. Beliau mengasihi Allah (dalam cakupan yang luas), dan menerjemahkan kasih Allah itu kepada sesamanya. Coba ingat - lihat tulisan "Lihatlah Jokowi…"

[caption id="attachment_224120" align="alignleft" width="300" caption="Jokowi....(detik.news)"][/caption]

Saya kok yakin, "blusukannya" Jokowi lebih mengedepankan sisi manusiawinya, yakni ia yang mau menyapa saudaranya, dan bukan karena "kegubenuran"-nya. Andai karena ke-gubernuran-nya yang mau ditonjolkan, pastilah ia membawa segala atribut, termasuk "main tunjuk", labrak - marah, mencak-mencak kepada rakyat DKI. Andai karena  Jokowi mau mengedepankan "kursinya" pastilah beliau menggunakanaji mumpung berkuasa (JIPUNGKU)!

Kini, berapa kali orang kristen (yang mengaku diri murid Kristus, pengikut Kristus) berani menyapa mereka yang berkekurangan, tertimpa bencana; menyapa mereka dengan tulus, menyapa tanpa pamrih!  Jokowi, ketika menyapa warga Jakarta yang kena musibah, menurut saya beliau rela meninggalkan "kegubernurannya" demi kemajuan sesama manusia. Jabatan gubernur, adalah "tanda-tugas yang disematkan" oleh warga DKI, dan selebihnya adalah kepercayaan rakyat yang beliau pegang.

Pertanyaannya, seberapa terujikah orang kristen bisa dipegang kepercayaannya? Baru dikomentari Allahnya orang kristen beranak-diperanakkan, orang kristen mati jadi babi, disalib dst,...eh....sudah bingung bin tersinggung.  Ijin mendirikan gereja "baru 12 tahun" belum kelar....eh, sudah mau mencakar! Cari akar masalahnya dong.... Memangnya esensi Allah "berkurang derajatnya"  jika "dibahasakan" secara manusiawi? Memangnya kesucian-Nya, kemahakuasaan-Nya berkurang karena direndahkan manusia? Tidak! Lebih dari itu, memangnya gereja itu hanya sekedar tumpukan batu bata, adukan semen, rakitan kayu - baja, susunan genteng? Tanyalah pada rumput yang bergoyang, apa arti persekutuan, apa arti hidup orang beriman yang mengenal kata amin!

Kedua, natalan kemarin; Jokowi mengunjungi  rumah Ahok (Basuki Tjahaja Purnama), yang nota bene Ahok itu orang kristen. Hebat 'kan? Begitulah bentuk kerendahan hati dan silaturahmi alami seorang Jokowi.  Jokowi tahu - memahami dan menjalankan apa arti persahabatan, toleransi. Ia tak perlu gembar-gembor ini....itu, tak perlu gelar profesor - doktor, ia cukup mengerjakan apa yang mulia bagi orang banyak: menyapa, bersahabat, mendengarkan rakyatnya.  Dengan sendirinya orang akan melihat - memilah dengan cerdas! Bagi beliau, datang...salaman,...lalu .... blusukan lagi, kerja lagi. Nah, lo...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun