Pada tanggal 1 Oktober 2022 kegiatan Geladi Hominisasi resmi diselenggarakan. Sebelum acara ini berlangsung, para mahasiswa diwajibkan untuk mengerjakan dua tugas melalui link google form. Tugas pertama yang harus dilakukan adalah menuliskan satu bagian dari lagu Indonesia Raya dan menuliskan pendapat kami tentang syair tersebut. Lalu pada bagian kedua kami diharuskan untuk menonton salah satu video dokumenter yang tersedia dan menganalisis tantangan yang di hadapi pada film tersebut. Saya pribadi memilih film dokumenter "Sebungkus Kisah Tradisi yang Kian Terlupa".
Dalam film tersebut saya menganalisis bahwa tantangan kue tradisional adalah kue populer manca negara. Kue tradisional Indonesia bisa saja tinggal nama jika tidak di lestarikan kepada generasi muda. Salah satu solusi yang bisa dilakukan agar tidak terjadi hal tersebut adalah mengadakan festival kue tradisonal Indonesia. Hal ini diharapkan bisa menarik perhatian masyarakat dan para muda mudi agar lebih mengenali kue khas Indonesia.
Setelah menyelesaikan tugas pra geladi maka persyaratan untuk mengikuti acara utama terpenuhi. Link untuk acara sudah disediakan oleh panitia dan kami hanya perlu hadir dan mengikuti peraturan yang tersedia. Acara itu berlangsung dari pukul delapan pagi hingga satu siang. Dalam waktu itu kami di masukkan dalam kelompok dan diharuskan untuk bekerja sama menyusun presentasi. Namun, bukan presentasi biasa, melainkan dalam bentuk podcast, drama, dan campuran keduanya sesuai dengan tema yang sudah ditentukan. Saya berada di kelompok sembilan dan mendapatkan tema "Hari Kesehatan Jiwa Dunia". Saya dan kelompok mempresentasikan tantangan, gejala dan pentingnya menjaga kesehatan mental.
Dari Geladi Hominisasi saya mendapatkan pengalaman yang berharga. Saya merasa menjadi lebih terbuka dan mau untuk bekerja sama dengan orang orang yang tidak pernah saya temui. Menurut saya. Setelah geladi hominisasi saya juga mengetahui bahwa kita memerlukan kemampuan untuk menggunakan logika dan bahasa. Karena dengan kedua aspek tersebut kita bisa lebih mudah untuk berbicara dengan sesama. Ini juga bisa meminimalisir adanya kesalahpahaman. Â
Sebagai mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan saya berharap agar bisa lebih mudah untuk bekerja sama dan memahami pandangan tiap orang. Saya akan terus mencobanya dan mengasah kemampuan saya agar kehidupan perkuliahan saya bisa lebih lancar.