Mohon tunggu...
Ernesto Cardenal
Ernesto Cardenal Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Sedangkan burung- burung memberi makan anaknya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengatasi Perubahan Iklim Mensyaratkan Revolusi Politik Ekonomi

2 Desember 2019   20:21 Diperbarui: 2 Desember 2019   20:36 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

PERUBAHAN IKLIM MENSYARATKAN REVOLUSI POLITIK EKONOMI! 

Demi mencapai sebuah revolusi politik dan menjalankan tujuan tercantum dalam pasal 3 undang- undang nomor 32 tahun 2009 mengenai lingkungan hidup dibutuhkan suatu "tindakan mendengar" terhadap tiga suara yakni suara generasi millenial, suara para ilmuwan dan suara proggresif agama. 

Suara Millenial 

Dalam pertemuan World Economic Forum di Davos, Greta Thunberg merespon para elit kaya dengan berkata" i don't need your hope, i need you to panic"! and act as if the House was on fire." Memang rumah kita Bumi sedang mengalami kenaikan suhu dan, bumi kita sedang terbakar (secara literal di Amazon Brazil, Afrika dan di Kalimantan). Di umur 16 tahun hari Jumat tahun 2018 Greta mengambil tindakan tindakan proggresif untuk tidak masuk kelas dan pergi protes di depan gedung parlemen Swedia sambil membawa tenda kecil. 

Logika autisme"hitam- putih nya, gadis remaja ini berpegang teguh pada peringatan para para ilmuwan bahwa suhu bumi tidak boleh lebih dari 2 celcius. Tindakan Greta menurut saya, adalah tindakan politis revolutif pribadi yang menginspirasi jutaan orang di belahan dunia untuk protes menuntut perubahan radikal sistem kapitalime dan neo liberalisme. Inilah suara generasi millenial hari ini menjawab isu perubahan iklim dan juga sebagai kritik terhadap sikap "autisme masyarakat dan pemerintah" yang tidak serius terhadap isu perubahan iklim. 

Suara Ilmuwan 

Beberapa hari yang lalu kurang lebih 11.000 ilmuwan mendeklarasikan "Darurat Iklim" menurut surat yang diterbitkan melalui Bioscience. Perubahan iklim sudah mencapai dan sedang melaju lebih cepat yang di prediksi para ilmuwan. Bulan November 2012, seorang pejuang lingkungan Jeremy Grantham menghimbau para ilmuwan untuk turun ke jalan dan "be arrested if necessary". Tahun berikutnya Ilmuwan ternama James Hansen berhenti bekerja bersama NASA demi aktivitas protes politik yang membuatnya ditahan aparat berkali- kali juga merupakan pilihan tindakan politik proggresif yang walaupun mendapat kritik dari sesama ilmuwan sekaligus Fisikawan semisal Freeman Dyson. Dengan begitu, untuk tetap bertahan pada suhu 2 Celcius mensyaratkan perubahan revolusioner terhadap sistem politik dan hegemoni ekonomi. Inilah suara para ilmuwan 

Suara Agama Proggresif 

Seruan terhadap keadilan ekologi tidak hanya di dengungkan oleh beberapa teolog pembebasan pembangkang seperti Leonardo Boff dalam bukunya "Cry of the earth, cry of the poor" (yang mendeskripsikan alam yang menjerit sedang tersalib) tetapi sudah mencapai ke dalam Vatikan melalui surat enslikal Paus Fransiskus "Laudato Si. Secara teologis, Paus Fransiskus membawa cara menafsirkan alkitab yang selama ini terkesan sangat "antroposentris yang tirani" menjadi ekosentrisme yang dengan indah alam dideskripsikan oleh Fransiskus Asisi sebagai "Our Sister, Mother Earth.(point I, surat Enslikal Laudato). Menurut Paus Fransiskus merespon Perubahan Iklim mensyaratkan perubahan fundamental dari model ekonomi kapitalisme saat ini. Menurut saya inilah suara agama yang proggresif. Tiga suara diatas saling menegaskan bahwa urgensi dari perubahan dalah perubahan sistem dan model ekonomi saat ini secara proggresif. 

Beberapa pihak mengajukan solusi yang lebih moderat yakni perubahan dari gaya hidup sehari- hari yang berkelanjutan atau sustainable. Namun ini belum cukup. Yang dibutuhkan adalah suatu kekuatan alternatif kolektif bersama yang emansipatoris. Di Indonesia, aksi terhadap membela lingkungan terdapat di daerah Bali yang menurut saya menjadi teladan melalui BTR (Bali Tolak Reklamasi) yang merupakan gerakan proggresif lingkungan kolektif melibatkan sejumlah besar masyarakat konsisten untuk berdemo setiap bulannya menuntut di cabutnya Perpres nomor 51 tahun 2014 yang diterbitkan oleh Susilo Bambang Yudghoyono. Tuntutan BTR mendapat respon positif dari Mantan Mentri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti dengan mengeluarkan aturan dasar Teluk Benoa sebagai Kawasan Konservasi Maritim (KKM). 

Keputusan menteri itu, berseri 46/KEPMEN-KP/2019. Sebelumnya di tahun 2018 akhir, gurbernur Bali yang walaupun terkesan terlembat mengeluarkan peraturan gurbernur nomor 97 tahun 2018. Ini tindakan yang perlu didukung. Sebagai kesimpulan, saya ingin mengutip kembali ungkapan Marx mengenai hubungan ekspansi produksi kapitalisme dan dampaknya bagi alam dalam Manuskrip Ekonomi dan Filsafat tahun 1844, Marx menulis, 'manusia hidup dalam alam atau alam adalah tubuhnya, dan ia harus mempertahankan dialog dengan alam jika manusia tidak ingin mati. Untuk mengatakan bahwa secara kehidupan fisik dan mental manusia terhubungkan dengan alam sama seperti mengatakan alam terhubung dengan dirinya sendiri, dimana manusia adalah bagian dari alam' (hal. 158).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun