Kota Batu terletak 800 meter dari permukaan laut dan memiliki suhu yang dingin dan sejuk sekitar 17-25,6 derajat Celcius, dikarenakan dikelilingi oleh pegunungan. Kota Batu merupakan kota dengan sejuta keindahan, dimana potensi utama di dapat dari penghasil buah dan sayuran. Ditambahlah lagi, pesona alam seperti pegunungan dan bukit di sekitar kota ini menjadi potensi pariwisata yang sering dikunjungi.
Kamp Pengutusan Sekolah Menengah Teologi Pelangi Kristus selalu dilaksanakan setiap tahunnya. Tahun 2025 ini tempat pelaksanaan Kamp Pengutusan Angkatan Tanggungjawab di Hotel Batu Paradise Resort adalah hotel bintang 3 yang berada di pusat Kota Batu, tepatnya di Jl. Diponegoro, Batu, Malang, Jawa Timur. Lokasinya strategis dan dekat dengan alun-alun Batu. Hotel Batu Paradise Resort sangat representatif sebagai tempat dilangsungkannya acara. Selama 3 hari dua malam dari tanggal 20 - 22 Maret 2025 acara ini berlangsung dan di kemas dengan menarik sesuai dengan tujuan Kamp Pengutusan ini diadakan. Setiap sesi memiliki maksud dan tujuannya yang dirancang secara berurutan jadi tidak sekedar acara yang tak bermakna.Â
Kamp Pengutusan diadakan oleh Pelangi Kristus dengan tujuan murid - murid merefleksi diri mereka berproses berjalan bersama dengan Tuhan, menikmati dan merasakan kasih setia Tuhan selama kurang lebih 15 tahun di Sekolah Pelangi Kristus. Dalam sesi satu yang bertemakan " The Who I am going to be with the LORD" dimulai dengan sepuluh anak Angkatan Tanggungjawab mempresentasikan perjalanan hidupnya bersama Tuhan. Melalui presentasi tersebut, mereka menunjukkan bagaimana Tuhan telah mengubah hidup mereka dari yang lama menjadi yang baru ketika mereka percaya kepada-Nya. Dengan di saksikan oleh guru dan orangtua murid - murid mempresentasikan perjalanan hidup mereka selama ini serta mendoakan putra - putri dalam sesi " Parents Prayer Blessing"
Kemudian dalam sesi dua : Devosi dan Re-Dedikasi " Memorable Night - Amazing Love that will never end " yang disampaikan oleh Guru Magda, " A Special Blessing Prayer". Beliau mengingatkan bahwa setiap orang, terutama murid - murid yang akan menyelesaikan studi, harus memiliki hati seorang murid Kristus. Beliau juga membagikan beberapa ayat untuk memperkuat murid- murid. Kemudian, Guru Magda mengingatkan bahwa sebagai anak-anak Tuhan, murid-murid harus dapat memberitakan terang, seperti yang dilakukan Yohanes Pembaptis. Para murid diharapkan berani melakukan yang benar dan tetap setia mengikuti Tuhan hingga akhir hidup mereka. Setelah itu, murid- murid diminta untuk melakukan re-dedikasi. Mengingat kembali pada awal masuk sekolah, orang tua mendedikasikan anak-anak mereka, dan setelah mereka dewasa dan memahami, murid - murid menyerahkan diri serta mengambil komitmen di hadapan Tuhan inilah yang dinamakan Re-Dedikasi. Guru Magda, bersama seluruh guru yang hadir dan seluruh orang tua, menumpangkan tangan untuk mendoakan murid - murid yang telah berkomitmen.Â
Kemudian dalam sesi 3, " Servant Leaders , Worship and Prayer, Special Night, Special Supper Special Time with Beloved Ones', dalam sesi ini guru-guru membasuh kaki para murid sebagai simbol keteladanan dan kerendahan hati. Tindakan membasuh kaki, yang tercatat dalam Alkitab, mengingatkan kita bahwa seorang pemimpin yang diproses harus memiliki kerendahan hati. Setelah itu, anak-anak juga membasuh kaki orang tua mereka. Malam ini sungguh sangat berkesan, mengharu biru semua yang hadir. Seperti testimoni yang disampaikan oleh Paul Graham Ay dan Gwyneth Chelsea Wijaya.Â
Paul Graham Ay ( Angkatan Tanggung jawab - kelas 12 )
Kamp Pengutusan tahun ini merupakan momen paling berkesan bagi saya karena saya dapat menceritakan masa perjalanan hidup saya di Pelangi Kristus kepada teman, guru dan orang tua. Saya dapat menceritakan tentang bagaimana saya menghadapi tantangan dan bagaimana saya bisa melewatinya dan juga bisa mendengar cerita dari teman - teman saya. Lewat Kamp Pengutusan ini, kapan lagi orang tua kita bisa bertemu semuanya di tempat yang sama, masing masing bisa bercerita satu dengan yang lain, karena kapan lagi bisa berkumpul di tempat yang sama?Â
Kamp Pengutusan ini merupakan momen yang menyenangkan tetapi di sisi lain, ada kesedihan juga, karena kita bisa melihat teman kita berpresentasi yang terakhir kalinya, setelah itu masing - masing dari kita akan memulai di lingkungan yang baru. Di acara itu, kelas kami diberi kesempatan untuk menyampaikan kesan dan pesan ke masing masing dari teman kita. Memang itu sesuatu yang menyenangkan bukan? Bisa saling sharing ke teman - teman, tetapi tidak nyangka ya, kalau bentar lagi kita akan berpisah dan akan menjalani kehidupan kita di lingkungan yang baru. Saya sangat berterimakasih bisa mengikuti Kamp Pengutusan ini dan saya yakin dan percaya bahwa saya dan juga teman saya, kita siap untuk memulai kehidupan di lingkungan yang baru.
Gwyneth Chelsea Wijaya ( Angkatan Tanggung jawab - kelas 12 )
Kamp Pengutusan ini menjadi salah satu pengalaman yang sangat berarti dalam hidup saya. Selama 3 hari 2 malam saya tidak hanya dibentuk secara rohani, tapi juga diajak untuk semakin peka mendengar panggilan Tuhan dalam hidup saya ke depan. Melalui sesi-sesi, doa, Firman Tuhan, saya merasa Tuhan sedang menunjukkan arah baru yang harus saya jalani dengan iman. Di sisi lain, momen-momen terakhir bersama teman-teman seangkatan merupakan sebuah hal yang mengharukan dan menyentuh saya secara pribadi, kami saling menguatkan, tertawa, bahkan menangis bersama. Kebersamaan itu menjadi berkat yang tak tergantikan, dan saya percaya, camp ini adalah titik awal untuk melangkah bersama Tuhan ke musim hidup berikutnya.