Mohon tunggu...
fahmi karim
fahmi karim Mohon Tunggu... Teknisi - Suka jalan-jalan

Another world is possible

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Organisasi yang Berpihak, Keberpihakan yang Tak Berpihak

16 Desember 2019   00:14 Diperbarui: 16 Desember 2019   01:24 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meskipun sulit mendefinisikan mahasiswa pada posisi 'nilainya' dalam realitas sosial, namun menjadi mahasiswa setidaknya merupakan rasa tersendiri bagi yang mengalaminya atau pernah mengalaminya. Rasa memikul beban dari kategori-kategori yang dilebelkan pada mahasiswa. 

Misalnya, agen perubahan, kontrol sosial, dan segala jenis heroisme romantisme sejarah. Ataupun rasa yang merasa berbeda dari masyarakat pada umumnya. Kalau bisa pesimis: rasa yang sengaja dibuat-buat untuk sedikit menaikan posisi dalam masyarakat.

Bagi yang merasakan jadi mahasiswa, hal yang pertama-tama diterima sebagai ideal mahasiswa tentunya mahasiswa itu harus kritis. Dalam kosa kata 'kritis', dibuat kategori-kategorinya, seperti beban yang saya jelaskan di atas. Bagi yang cara berpikir dan tingkahlakunya tidak kritis, hujatan sarkasme dari kalangan aktivis menjadi konsekuensi.

Untuk menjadi sebagaimana mestinya seorang mahasiswa, ataupun menghindari cemooh dari kalangan aktivis, berbaur adalah alternatifnya.

Maka, jika dipilah, titik berangkat mahasiswa dalam berpikir dan bertindak kritis sebenarnya adalah perintah dari kategori-kategori tersebut. Dalam tindakannya, umumnya yang saya amati, mahasiswa tidak diperintah dari hati nuraninya karena tindakan itu baik, atau imperatif kategoris dalam kosakata Kant. Tindakannya hanyalah penubuhan dari kategori yang dilebelkan pada mahasiswa itu.

Jika begitu, apakah jika diubah kategori-kategori mahasiswa maka akan berubah pula nilai mahasiswa dalam realitas sosial? Apakah kategori tersebut merupakan hierarki prakondisi kausal? Sehingga menjadi basis dari setiap tingkah laku? Tidak juga. Saya sedang mencoba memilah ataupun mencari patahan-patahan epistemnya.

Kategori-kategori ini yang kemudian diadopsi oleh organisasi mahasiswa. Juga mungkin ditambahkan lagi kategori-kategori dalam organisasi sesuai ideal situasi yang ingin dicapai.

Bisa Anda bayangkan bagaimana mahasiswa yang berada dalam organisasi. Dikepung oleh kategori-kategori dan harus diejawantahkan dalam setiap tindakannya. 

Anda tentu melihat mahasiswa yang baru berkenalan dengan dunia akademik, yang masih menghafal-hafal kosakata ilmiah, belum tahu apa itu ketidakadilan sistem kapitalisme ataupun modernitas yang menjadi "penghancur", tiba-tiba setelah tergabung dalam organisasi menjadi kritis (mungkin tanpa arah). Hal ini karena nilai-nilai dalam organisasi yang diilhami.

Bagi para pembaca ilmu sosial, dengan tindakan dan kebiasaan yang terbentuk melalui perintah-perintah nilai organisasi, mungkin ini sangat dekat dengan paradigma fakta sosial. Meskipun kita akan memperdebatkan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun