Mohon tunggu...
Fittrie Meyllianawaty Pratiwy
Fittrie Meyllianawaty Pratiwy Mohon Tunggu... Dosen - Staff Pengajar di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran

Staff Pengajar di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Menilik Nutrisi pada Ikan Sidat sebagai Potensi Kuliner Jepang (Unagi) Asal Indonesia

11 Agustus 2020   16:35 Diperbarui: 11 Agustus 2020   16:39 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.hokkai.com

Sumber daya laut Indonesia berpotensi sebagai salah satu sumber pangan terbesar di dunia. Akan tetapi potensi tersebut masih belum mendapatkan perhatian secara proporsional, salah satunya adalah potensi belut sirip pendek (Anguilla bicolor). Permintaan belut sirip pendek cukup tinggi di pasar internasional, terutama di Jepang, Hong Kong, Jerman, Italia, Taiwan, dan Korea. 

Belut sirip pendek (Anguilla bicolor) memiliki potensi sebagai ikan komoditas ekspor. Hal ini membuktikan animo masyarakat internasional terhadap biota air ini cukup tinggi dan bisa jadi dikembangkan sebagai pangan fungsional. Sidat merupakan salah satu biota perairan yang diharapkan memiliki kandungan nutrisi yang tinggi.

Di Indonesia sendiri tak banyak yang tahu bahwa kuliner khas Jepang yaitu belut Unagi yang diberi saus kecap asin dan dipanggang berasal dari ikan sejenis sidat. Perbedaannya, di negara asalnya, Unagi berasal dari spesies belut Jepang Anguilla japonica, namun karena jenis ini masih memanfaatkan benih yang berasal dari alam ditambah dengan permintaan pasar yang sangat tinggi.

Maka kelestariannya menjadi terancam punah, dan saat ini status dari IUCN Anguilla japonica adalah endangered species (Spesies terancam punah). Sehingga, banyak permintaan pasar di Jepang untuk mengganti Anguilla japonica pada hidangan Unagi kabayaki mereka dengan sidat Anguilla bicolor dan Anguilla mormorata yang sebagian besar diekspor dari negara-negara Asia tenggara, termasuk Indonesia.

Sidat merupakan salah satu biota perairan yang diharapkan memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Secara substansial, sangat cocok untuk dikonsumsi sebagai bahan pangan dan menjadi sumber nutrisi penting untuk menunjang kebutuhan nutrisi yang optimal dan kapasitas fungsional yang maksimal. 

Nutrisi mengartikan interaksi nutrisi dan zat lain dalam makanan dan kaitannya dengan pemeliharaan, pertumbuhan, kesehatan suatu organisme, dimana nutrisi dapat dikelompokkan menjadi enam kategori: karbohidrat, protein, lipid (lemak), air, vitamin, dan mineral. Nutrisi dalam ikan meliputi protein, lemak, karbohidrat, dan kolesterol.

Sidat (Anguilla bicolor) mengandung kolesterol sebagai elemen penting dari membran sel yang memberikan dukungan struktural dan berfungsi sebagai antioksidan pelindung. 

Kolesterol adalah konstituen lipid penting dari membran sel. Kolesterol secara alami diproduksi di dalam tubuh terutama oleh hati, produksi kolesterol yang berlebihan dapat meningkatkan risiko penyumbatan arteri. Selain itu, selain tinggi akan kolesterol, kandungan protein ikan sidat mencapai 16-18%, kandungan ini tergolong cukup tinggi sebagai jenis ikan air tawar. Adapun mikronutrien lainnya yang terkandung dalam ikan sidat ini adalah memiliki    kandungan    gizi    yang   tinggi   terutama   vitamin A, E dan asam lemak tak jenuh (EPA dan DHA).

Penulis:

Fittrie Meyllianawaty Pratiwy, S.Pi., MIL., M.Sc., Ph.D.

Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun