Mohon tunggu...
Fitrie Goesmayanti
Fitrie Goesmayanti Mohon Tunggu... -

Kadang kata tidak terucapkan. Apa yang terpikirkan, akan saya tuliskan. http://fiegoes.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bila Lelaki Dilecehkan

18 Januari 2010   08:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:24 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berita yang sedang hangat akhir-akhir ini—selain kasus Bank Century, penjara bintang lima Arthalyta Suryani, dan gempa Haiti—adalah kasus pelecehan seksual, pembunuhan, dan mutilasi oleh seorang psikopat bernama Baekuni alias Babe. Babe telah melakukan pelecehan seksual pada banyak anak jalanan yang menjadi anak asuhnya, dan menurut pengakuannya, dia telah membunuh 8 orang anak jalanan, yang 6 diantaranya dimutilasi menjadi enam sampai delapan bagian. Sungguh mengerikan apa yang sudah dilakukan oleh Babe. Entah setan apa yang ada di otaknya pada saat itu. Atau jangan-jangan memang dia tidak punya otak.

Kemarin, di tayangan berita Seputar Indonesia di RCTI, kriminolog Adrianus Meliala menyatakan bahwa yang menyebabkan Babe menjadi seorang psikopat mungkin karena Babe pernah mengalami pelecehan seksual di masa kecilnya. Saya jadi teringat psikopat-psikopat lain seperti Siswanto alias Robot Gedek dan Very Idham Henyansyah alias Ryan Jagal dari Jombang, yang juga dikatakan pernah mengalami pelecehan seksual saat anak-anak. Hal itu membuat saya mencoba-coba membuat suatu kesimpulan sendiri mengenai perbedaan antara perempuan dan laki-laki setelah mengalami pelecehan seksual. Saya memang tidak tahu mengenai psikologi atau semacamnya, dan bahkan saya tidak mencari referensi untuk menulis artikel ini. Saya hanya mencoba menebak-nebak saja.

Sebenarnya baik perempuan maupun laki-laki akan sangat terpukul jika mengalami pelecehan seksual. Perempuan yang diperkosa dan laki-laki yang disodomi akan sama terhinanya, bahkan sama-sama memiliki kecenderungan mengalami gangguan psikologis dan penyimpangan seksual. Namun ada hal yang membedakan antara perempuan yang dilecehkan dan laki-laki yang dilecehkan.

Dari beberapa kasus pemerkosaan terhadap perempuan, biasanya para korban akan mengalami guncangan psikologis yang menyebabkan mereka cenderung lebih menarik diri, menyalahkan diri sendiri, mengurung diri, dan lebih parahnya lagi menjadi gila lalu bunuh diri. Perempuan yang pernah mengalami pelecehan seksual juga cenderung mengalami penyimpangan seksual, tapi kecenderungannya lebih pada menutup diri pada lawan jenis, dan tidak menutup kemungkinan akan menolak melakukan hubungan seks, sekalipun dengan suaminya sendiri.

Tentu saja pelecehan seksual juga bukan hal yang mudah bagi laki-laki, apalagi yang masih anak-anak. Laki-laki yang dilecehkan juga akan mengalami gangguan psikologis. Namun jika perempuan lebih pada menyakiti diri sendiri, laki-laki cenderung menyakiti orang lain. Laki-laki yang pernah mengalami pelecehan seksual cenderung melakukan "balas dendam", dengan meniru (copy) dan mengulang (repeat) apa yang pernah dialaminya pada orang lain. Pada taraf yang tidak begitu parah mereka akan menjalin hubungan sesama jenis, atau menjadi seorang gay, untuk menyalurkan hasrat seksualnya yang menyimpang. Lebih parahnya lagi tentu saja diikuti dengan pembunuhan, bahkan mutilasi. Kita bisa melihatnya dari kasus Robot Gedek, Ryan Jagal, dan Babe, para psikopat yang membalaskan dendam masa lalu mereka pada orang lain yang tidak bersalah.

Saya tidak tahu pasti mengapa laki-laki yang dilecehkan cenderung akan melecehkan orang lain. Bisa jadi karena laki-lakilah yang punya "senjata"nya. Mungkin terdengar lucu—bahkan saya tersenyum sendiri—tapi memang seperti itulah kenyataannya. Kita tahu ada begitu banyak anak-anak yang berkeliaran di jalanan, namun kita tidak tahu apa yang dialami oleh mereka. Bisa jadi mereka juga adalah korban-korban pelecehan seksual. Pelecehan seksual bukan hal yang mudah dilupakan begitu saja. Luka jiwanya akan terus ada seumur hidup. Jadi bisa dibayangkan bagaimana jadinya anak-anak itu 10 atau 20 tahun lagi. Mungkin giliran mereka yang menjadi headline berita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun