Mohon tunggu...
dafit
dafit Mohon Tunggu... Freelancer - manusia

Hutan, gunung, sawah, lautan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Makna Silaturahmi dalam Tradisi Mudik

15 April 2024   16:00 Diperbarui: 15 April 2024   16:01 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tradisi mudik Lebaran telah menjadi pilar budaya yang tidak tergantikan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Lebih dari sekadar perjalanan fisik, mudik menyiratkan makna yang mendalam tentang silaturahmi, sebuah nilai yang kian terasa penting di tengah arus modernisasi dan kesibukan perkotaan.

Mudik bukan hanya soal menempuh jarak jauh untuk kembali ke kampung halaman. Lebih dari itu, mudik adalah proses merajut kembali ikatan yang mungkin terputus atau melemah sepanjang tahun. Di dalamnya terdapat cerita tentang bertemu kembali dengan keluarga, sahabat, dan tetangga yang mungkin telah jarang terjumpa.

Tradisi mudik menjadi momen yang membuka peluang untuk memperkokoh hubungan sosial. Melalui kunjungan ke rumah kerabat dan tetangga, kita mengulang kembali ritus bersilaturahmi yang diwariskan oleh nenek moyang. Perbincangan hangat, tawa, dan cerita masa lalu mengalir tanpa henti, membawa kesegaran bagi jiwa yang terkadang terluka oleh kesendirian di tengah hiruk-pikuk kehidupan urban.

Namun, makna silaturahmi dalam tradisi mudik tidak hanya terbatas pada hubungan antarmanusia. Lebih dalam lagi, silaturahmi ini juga menandakan kembali keakraban dengan lingkungan dan budaya lokal. Di kampung halaman, kita merasakan kembali aroma tanah basah, hijaunya sawah, dan riuh rendah pasar tradisional. Ini adalah momen untuk menyegarkan kembali jiwa yang mungkin telah jenuh dengan rutinitas beton dan aspal di perkotaan.

Di tengah arus modernisasi yang memaksakan individualisme dan kesibukan, tradisi mudik Lebaran mengingatkan kita akan pentingnya menjaga dan memperkuat ikatan sosial. Makna silaturahmi yang tersemat dalam mudik bukan hanya sebatas tradisi, melainkan juga sebuah nilai yang kian terasa berharga di tengah kemajuan zaman. Oleh karena itu, marilah kita jaga dan lestarikan tradisi ini, agar makna silaturahmi tetap mengalir dalam setiap langkah kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun