Mohon tunggu...
dafit
dafit Mohon Tunggu... Freelancer - manusia

Hutan, gunung, sawah, lautan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Makna Kembali ke Fitrah dalam Idul Fitri

15 April 2024   06:00 Diperbarui: 15 April 2024   06:02 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Idul Fitri tidak hanya sekadar perayaan yang ditandai dengan berbagai tradisi dan kebiasaan. Di balik keramaian dan kebahagiaan, tersimpan esensi yang mendalam---makna kembali ke fitrah. Fitrah dalam Islam merujuk pada keadaan hakiki manusia yang murni dan bersih, sebelum tercemar oleh dosa dan kesalahan. Idul Fitri, oleh karena itu, adalah panggilan untuk memperbaiki hubungan kita dengan Allah, merenungkan esensi kemanusiaan, dan kembali kepada diri yang sejati.

Kembali ke fitrah dalam Idul Fitri melibatkan proses refleksi dan introspeksi yang mendalam. Bulan Ramadan, sebagai bulan pembersihan diri, memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk membersihkan hati dan jiwa dari segala dosa dan kesalahan. Dengan menjalani ibadah puasa, mereka memperkuat disiplin diri, mengendalikan hawa nafsu, dan memperdalam spiritualitas mereka. Dalam proses ini, mereka mendekatkan diri kepada Allah dan merasakan kedekatan yang lebih dalam dengan Sang Pencipta.

Lebaran, sebagai penutup dari bulan Ramadan, menandai momen penting dalam proses kembali ke fitrah. Melalui shalat Idul Fitri dan berbagai ibadah lainnya, umat Islam menyatakan komitmennya untuk memperbaiki hubungan dengan Allah. Mereka memohon ampun atas segala kesalahan yang telah dilakukan dan bersumpah untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan bertaqwa. Lebaran juga menjadi momen untuk merenungkan hikmah dari pengalaman puasa, mengambil pelajaran, dan memperkuat tekad untuk menjalani kehidupan yang lebih baik di masa depan.

Namun, kembali ke fitrah dalam Idul Fitri tidak hanya berkaitan dengan hubungan vertikal antara manusia dan Allah. Lebih dari itu, itu juga menyangkut hubungan horizontal antara sesama manusia. Di tengah keramaian perayaan, umat Islam dipanggil untuk merenungkan esensi kemanusiaan dan memperbaiki hubungan dengan sesama. Bermaaf-maafan, saling memaafkan, dan merangkul perbedaan adalah bagian integral dari proses kembali ke fitrah. Dalam kebersamaan yang dijiwai oleh nilai-nilai kebaikan dan kasih sayang, mereka memperkuat ikatan persaudaraan dan memperkokoh fondasi kerukunan sosial.

Kembali ke fitrah dalam Idul Fitri memiliki relevansi yang mendalam dalam konteks modern yang kompleks. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang serba cepat dan kompleks, banyak orang cenderung terjebak dalam hiruk-pikuk dunia yang materialistik dan jauh dari nilai-nilai spiritual. Oleh karena itu, Idul Fitri menjadi momen berharga untuk mereset diri, menemukan kembali makna sejati kehidupan, dan mengarahkan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting.

Maka demikian, Idul Fitri bukan hanya sekadar perayaan atau tradisi, melainkan panggilan untuk kembali ke fitrah---baik secara spiritual maupun manusiawi. Di tengah keramaian perayaan, mari kita gunakan momen ini untuk merenungkan esensi kemanusiaan, memperbaiki hubungan dengan Allah, dan memperkuat ikatan persaudaraan dengan sesama manusia. Kembali ke fitrah bukanlah tujuan akhir, melainkan awal dari perjalanan spiritual dan manusiawi yang lebih mendalam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun