Pria itu berhenti begitu saja, tanpa menatapku, tanpa mengatakan sepatah kata apapun, dia hanya duduk di depanku. Kalau ini di perpustakaan, aku akan diam saja, tapi ini di tempat makan, bahkan aku yang pertama kali duduk disini, harusnya dia bilang "permisi, apakah disini kosong?" atau "mbak, apakah saya boleh duduk disini?"
Aku melihat sekitar, bahkan masih ada beberapa kursi kosong disana.
"Maaf mas, disini sudah ada orangnya"
Walaupun memang aku hanya sendiri, tapi tak salah juga kan kalau memang aku tidak nyaman bahkan aku tidak kenal dengan lelaki yang duduk di depanku ini.
"oh iya mbak,"
Dia tersenyum kepadaku
"saya sebenarnya sudah duduk disana beberapa jam sambil ngerjain tugas, ga sengaja lihat mbak sendiri disini agak lama, jadi saya kesini saja mbak."
"hah??"
Aku mengernyitkan dahi, orang macam apa ini, hak privasiku diinjak injak begitu saja, sesederha itukah garis privasiku sampai dia melampaui batas.
"santai aja mbak, mbak sendiri, saya sendiri, kalau berdua begini menghemat kursi, kursi yang kosong bisa buat yang makan barengan gitu"
Sepertinya dia yang aneh, atau aku saja yang tidak memahami apa yang barusan di katakana.