Mohon tunggu...
Fitria Dwi Wardani
Fitria Dwi Wardani Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya memiliki hobby mendengarkan musik dan memasak

Selanjutnya

Tutup

Seni

Bakti Akademisi UNNES: Mahasiswa FIPP UNNES Kenalkan Seni Rupa Ramah Lingkungan Lewat JADULA (Jam Daur Ulang) di Empat Sekolah Dasar Jawa Tengah

7 Oktober 2025   14:41 Diperbarui: 7 Oktober 2025   15:02 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seluruh kegiatan memiliki tujuan yang sama, yaitu memperkenalkan buku konsep seni rupa “JADULA” (Jam Daur Ulang) yang berisi penjelasan tentang konsep, alat dan bahan, RAB, serta langkah-langkah pembuatan karya seni rupa. Program ini menjadi wujud nyata kontribusi mahasiswa dalam menanamkan nilai kreativitas dan kepedulian terhadap lingkungan kepada siswa sekolah dasar melalui pembelajaran seni rupa yang inspiratif.

Mengajarkan Seni Rupa yang Edukatif dan Ramah Lingkungan 

Dalam kegiatan ini, para mahasiswa memperkenalkan konsep seni rupa yang mereka kembangkan dalam bentuk buku berjudul “Buku Konsep Pengembangan Seni Rupa SD”, salah satunya melalui karya inovatif yaitu JADULA (Jam Daur Ulang). Produk ini merupakan jam dinding yang dibuat dari bubur kertas dan stik eskrim, merupakan hasil kreasi mahasiswa yang memadukan nilai estetika, fungsi edukatif, dan kepedulian lingkungan.

JADULA dirancang sebagai media pembelajaran interaktif yang membantu siswa sekolah dasar memahami konsep waktu melalui kegiatan kreatif. Melalui pembuatan dan penggunaan jam dari bahan daur ulang, siswa diajak untuk belajar sambil berkreasi serta mengenal fungsi jam secara konkret. Selain sebagai alat peraga pembelajaran, JADULA juga berfungsi sebagai hiasan kelas yang memperindah suasana belajar. Bahan utamanya, yaitu bubur kertas dari kertas bekas dan stik kayu, mengajarkan anak-anak pentingnya daur ulang dan kepedulian terhadap lingkungan. Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya belajar tentang seni rupa, tetapi juga menumbuhkan kesadaran untuk menjaga lingkungan dengan memahami bahwa keindahan dapat diciptakan dari bahan sederhana yang sering dianggap tidak berguna.

Membangun Karakter dan Kepedulian Sejak Dini

Seni rupa dalam pendidikan dasar tidak sekadar mengajarkan keindahan bentuk visual, tetapi juga membentuk karakter siswa. Melalui kegiatan membuat jam daur ulang, anak-anak diajak untuk bekerja sama, berbagi peran, dan menghargai proses. Selain itu, kegiatan ini menanamkan nilai disiplin, tanggung jawab, dan rasa bangga terhadap karya sendiri. Dengan pendekatan pembelajaran yang menyenangkan dan kontekstual, seni rupa menjadi sarana untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan dan budaya berkarya.

Mahasiswa sebagai Penggerak Kreativitas Anak Sekolah Dasar

Kegiatan ini menjadi bukti nyata kolaborasi antara perguruan tinggi dan sekolah dasar dalam memperkaya pengalaman belajar siswa.  Melalui kegiatan bakti akademisi ini, mahasiswa PGSD UNNES membuktikan peran mereka sebagai calon pendidik yang tidak hanya menerapkan teori yang mereka pelajari di kampus, tetapi juga mampu berinovasi dan menginspirasi generasi muda.

Mereka mengajarkan cara membuat, mendemonstrasikan langkah-langkah pembuatan JADULA, serta mendiskusikan makna seni rupa yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Antusiasme siswa terlihat dari semangat mereka saat mencoba membuat jam daur ulang versi mereka sendiri. Selain itu, kegiatan ini juga mempererat hubungan antara kampus dan masyarakat, memperlihatkan bahwa pendidikan tinggi memiliki tanggung jawab sosial untuk menebarkan ilmu dan nilai-nilai positif hingga ke sekolah-sekolah dasar.

Kegiatan Bakti Akademisi UNNES ini menjadi salah satu bentuk kontribusi nyata mahasiswa UNNES dalam mendukung pendidikan yang kreatif, berkarakter, dan berwawasan lingkungan. Universitas Negeri Semarang terus menegaskan komitmennya sebagai universitas konservasi yang berorientasi pada keberlanjutan, pendidikan kreatif, dan pemberdayaan masyarakat. Seni rupa tidak lagi dipandang hanya menghasilkan karya yang indah, tetapi sebagai wahana pembentukan karakter, kreativitas, dan kesadaran lingkungan sejak dini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun