Mohon tunggu...
Humaniora

"Jangan Paksakan Aku untuk Belajar"

26 April 2016   20:45 Diperbarui: 26 April 2016   21:06 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebelum  membahas atau mengkaji tentang judul di atas, saya akan membahas dulu apa itu belajar ? Belajar merupakan  perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (1).  Sedangkan proses belajar merupakan bagaimana seseorang itu menyerap informasi dari berbagai sumber belajar.

Dari penelitian di berbagai belahan dunia yang terus berkembang, hasil riset tentang teknik penyerapan informasi ke otak dibagi menjadi 5 tahap :

  • Membaca dengan prosentase penyerapan informasi 10%
  • Mendengar dengan prosentase penyerapan informasi 20%
  • Mendengar dan Melihat dengan prosentase penyerapan informasi 50%
  • Mengatakan dengan prosentase penyerapan informasi 70%
  • Mengatakan dan melakukan dengan prosentase penyerapan informasi 90% (2)

Dari hasil penelitian di atas dapat kita ketahui bagaimana cara yang paling mudah untuk mendidik anak ataupun siswa-siswa sebagai kita merupakan pendidik. Tugas kita sebagai pendidik adalah membawa perubahan pada diri anak tersebut. Jika seorang pendidik ingin mendidik karakter seorang anak dalam hal penyerapan informasi dengan hasil yang maksimal di atas 50% maka menendidiknya harus menggunakan metode yang di sesuaikan dengan cara bagaiman otak anak tersebut menyerap informasi.

Selain mengajarkan karakter anak dalam menyerap informasi seorang guru atau pendidik juga harus mengetahui bagaimana kepribadian anak didiknya, karena kepribadian adalah dasar terbentuknya karakter seseorang.

Guru yang paling berpengaruh dalam mendidik, mengetahui kepribadian dan karakter anak adalah orang tua, karena orangtua adalah lingkungan pertama yang dikenal oleh anak. Sebelum anak memasuki usia sekolah keluarga ataupun orangtualah yang menjadi guru pertama anak.

Lingkungan keluarga merupakan dunia pertama yang dikenal oleh anak, untuk itu dunia inilah yang sangat berpengaruh sekali dalam kepribadian dan karakter anak. Jika orangtua menggunakan teknik penyerapan informasi dengan cara mengatakan dan melakukan (praktek secara langsung) maka penyerapan informasi atau rangsang otak anak tersebut akan baik dan anak tersebut bisa mematuhi.

Dalam usia dini sekitar umur 0-6 tahun pada usia ini otak anak banyak menerima dan menyerap berbagai macam bentuk informasi, baik itu informasinya buruk bagi anak tersebut maupun terlihat baik untuk perkembangan anak tersebut, dan dimasa inilah perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena pada usia ini anak cenderung tidak bisa membedakan antar yang baik dan buruk baginya.

Contoh :

Jika anak berbicara atau mengelurkan kata-kata kotor yang seharusnya tidak keluar lewat mulut imutnya tetapi karena anak tersebut mendengarkan orangtua, kakak, maupun lingkungan sekitar rumahnya mengeluarkan kata-kata kotor, kasar dengan mudah di keluarkan oleh anak tersebut dan di melihat bahwa hal tersebut baik menurutnya. Maka anak tersebut mengikuti hal-hal semacam itu.

Jika kita ingin mengajarkan anak tersebut untuk tidak berkata kasar, dan berkata yang kotor maka jangan mengeluarkan kata-kata itu di depan anak tersebut, karena apa yang di keluarkan oleh orangtuanya baik menurut anak. Maka orangtua harus mengajarkan perkataan yang baik kepada anak agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan pada anak.

Jika ingin pendidikan karakter anak terlaksana dengan baik, maka ciptakanlah lingkungan yang berkarakter. Karena lingkungan yang berkarakter baik maka akn membawa perubahan yang baik dalam pendidikan karakter. Lingkungan yang dimaksudkan disini yaitu tidak hanya lingkungan kelurga saja tetapi juga lingkugan sekolah dan lingkungan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun