Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

War Takjil: Pertempuran Lezat di Bulan Ramadan

6 Maret 2025   18:07 Diperbarui: 6 Maret 2025   18:07 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antri Makanan Takjil (Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi) 

Bulan Ramadan selalu membawa berkah, kegembiraan dan kebahagiaan, tidak hanya tentang ibadah yang harus dijalankan, namun semua hal yang berkaitan dengan Ramadan selalu menarik. Ambil contoh kecil salah satunya adalah takjil.

Istilah takjil pun saat ini tidak hanya kegiatan atau aktivitas tradisi berburu takjil saja. Bahkan saat ini muncul istilah yang lebih menantang dari hanya sebuah kata takjil, yaitu "War Takjil".

Fenomena War Takjil

Dan pada akhirnya istilah dan fenomena "War Takjil" menjadi pemandangan yang tak terhindarkan, tidak hanya di beberapa daerah saja, namun di seluruh Indonesa.

Berbicara tentang takjil. Tentu tidak dapat dilepaskan dengan asal usul takjil itu sendiri. Secara etimologis, "takjil" berasal dari bahasa Arab "ajjala" yang berarti menyegerakan. Dalam konteks puasa, takjil merujuk pada anjuran untuk segera berbuka ketika waktu Maghrib tiba.

Tradisi takjil ini pun sudah lama ada di Indonesia. Catatan sejarah menunjukkan bahwa masyarakat Aceh telah menyiapkan hidangan berbuka puasa di masjid sejak abad ke-19.

Bahkan tradisi membagikan takjil di masjid-masjid Indonesia telah lama dilakukan dan dilestarikan, salah satunya di Masjid Kauman Yogyakarta pada tahun 1950-an, dan terus dilestarikan hingga kini

Tentang asal usul istilah tentang War Takjil sebenarnya adalah perpaduan dari bahasa yang umum kita dengar, yaitu:

  • "War" berasal dari bahasa Inggris yang berarti "perang" atau "perebutan".
  • "Takjil" berasal dari bahasa Arab yang berarti "menyegerakan" (berbuka puasa), dan di Indonesia merujuk pada makanan atau minuman ringan yang dikonsumsi saat berbuka puasa.

Pada akhirnya, istilah "War Takjil", atau perang takjil ini adalah istilah yang merujuk pada keramaian dan antusiasme masyarakat dalam membeli makanan dan minuman untuk berbuka puasa atau yang menggambarkan suasana ramai saat orang-orang berburu takjil, dan semakin popular sejak diperkenalkan di media social.

War takjil biasanya terjadi menjelang waktu berbuka puasa. Para pedagang kaki lima, pasar Ramadan, dan toko makanan dibanjiri pembeli yang ingin mendapatkan takjil favorit mereka. Antrean panjang, desak-desakan, dan terkadang adu cepat untuk mendapatkan makanan yang diinginkan menjadi pemandangan umum.

Antri Makanan Takjil (Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi) 
Antri Makanan Takjil (Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi) 

Tentu saja kondisi ini menciptakan suasana ramai dan semarak, seolah-olah ada "perang" untuk mendapatkan takjil terbaik sebelum habis.

Fenomena ini juga mencerminkan kebersamaan dan kegembiraan masyarakat dalam menyambut waktu berbuka puasa.

Tak hanya umat muslim saja yang ikut meramaikan war takjil, namun umat beragama lain juga ikut serta yang mencerminkan toleransi dan kerukunan antarumat beragama.

Makna di Balik War Takjil

Ternyata "War Takjil" yang saat ini sudah menjadi budaya saat bulan Ramadan memberikan makna tersendiri, bukan sekadar tentang berburu makanan, tetapi juga memiliki makna sosial dan budaya.

Fenomena War Takhjik ini mencerminkan beberapa hal di bawah ini, antara lain:

  • Menjalankan Sunnah: Menyegerakan berbuka puasa adalah salah satu sunnah yang dianjurkan. Maka dari itu dengan adanya tradisi berburu takjil, dapat menjadi salah satu pengingat untuk menyegerakan berbuka puasa.
  • Semangat kebersamaan: War takjil menjadi ajang bagi masyarakat untuk berkumpul dan berbagi kebahagiaan menyambut waktu berbuka puasa.
  • Dukungan terhadap UMKM: Ramainya pembeli takjil memberikan berkah bagi para pedagang kecil dan pelaku UMKM.
  • Pelestarian tradisi: War takjil menjadi bagian dari tradisi Ramadan yang diwariskan dari generasi ke generasi.
  • Toleransi dan Kerukunan: Fenomena ini menjadi simbol toleransi dan kerukunan antarumat beragama, di mana masyarakat dari berbagai latar belakang bersama-sama menikmati hidangan takjil.

Sebagai bagian dari tradisi Ramadan yang unik dan menarik. Fenomena ini juga sering diabadikan dalam media sosial, yang menambah semarak suasana Ramadan.

Jenis Takjil Populer

Membicarakan takjil, kurang afdhol bila tidak menyebut ragam makanan yang menjadi favorit saat perebutan takjil tersebut.

War Takjil Dimulai (Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi)
War Takjil Dimulai (Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi)

Beragam jenis takjil dijajakan selama bulan Ramadan. Beberapa yang paling populer antara lain:

  • Kolak: Makanan manis berbahan dasar pisang, ubi, atau kolang-kaling yang dimasak dengan santan dan gula merah.
  • Gorengan: Berbagai jenis gorengan seperti bakwan atau ote-ote, tahu isi, tempe mendoan, dan risol menjadi pilihan favorit.
  • Bubur: Bubur sumsum, bubur kacang hijau, dan bubur ketan hitam menjadi hidangan yang mengenyangkan.
  • Es: Es buah, es cendol, dan es campur menjadi pelepas dahaga yang menyegarkan.
  • Kurma: Buah kurma menjadi menu wajib saat berbuka puasa, karena mengikuti sunah nabi.

Tips War Takjil yang Aman dan Nyaman

Anda ingin ikut menikmati war takjil? Tentu ada beberapa hal yang harus Anda persiapkan. Agar war takjil berjalan lancar, berikut beberapa tips untuk Anda yang ingin menikmati "War Takjil" dengan aman dan nyaman, antara lain:

  • Datanglah lebih awal: Hindari datang terlalu dekat dengan waktu berbuka puasa untuk menghindari antrean panjang.
  • Buatlah daftar belanja: Tentukan jenis takjil yang ingin dibeli agar tidak bingung saat berada di lokasi.
  • Bawa uang tunai secukupnya: Siapkan uang tunai dengan pecahan kecil untuk memudahkan transaksi.
  • Jaga barang bawaan Anda: Waspadai tindak kejahatan seperti pencopetan saat berada di keramaian.
  • Tetap menjaga ketertiban: Tetap mengantri dengan tertib, dan jangan menyerobot antrian.

War takjil merupakan fenomena unik yang mewarnai bulan Ramadan di Indonesia. Di balik keramaiannya, terdapat makna kebersamaan, dukungan terhadap UMKM, dan pelestarian tradisi. Untuk itulah, mari kita sambut Ramadan dengan penuh kegembiraan dan nikmati lezatnya takjil bersama orang-orang yang kita sayangi.

Selain itu, "War Takjil" adalah istilah yang menggambarkan keramaian dan antusiasme masyarakat dalam berburu takjil menjelang waktu berbuka puasa di bulan Ramadan. Semoga informasi tentang "War Takjil: Pertempuran Lezat di Bulan Ramadan", menjadi sebuah informasi dan gambaran tentang pelestarian budaya saat ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun