Mohon tunggu...
firmanas surya
firmanas surya Mohon Tunggu... mahasiswa

Mahaasiswa S1 PGSD FIPP UNNES

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

KREASI ANTI MAINSTREAM : Siswa Kelas 5 MI Tahfidzul Qur'an Al Asror Sulap Botol Bekas Jadi Tempat Pensil Keren!!

12 Mei 2025   15:01 Diperbarui: 17 Juni 2025   03:06 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialiasi tentang pelatihan pembuatan botol bekas menjadi tempat pensil keren!! (Sumber : Pribadi)

SEMARANG -- Kreatif, peduli lingkungan, sekaligus belajar wirausaha? Semua itu dirasakan langsung oleh siswa kelas 5 MI Tahfidzul Qur'an Al Asror Kota Semarang dalam sebuah kegiatan seru dan penuh makna: pelatihan pembuatan tempat pensil dari botol bekas dan tali kur! Kegiatan ini digelar pada 2 Mei 2025 dan menjadi salah satu sesi pembelajaran yang paling dinanti oleh peserta didik karena menggabungkan praktik keterampilan tangan, nilai kepedulian lingkungan, dan semangat berwirausaha yang mulai dikenalkan sejak dini.

Pelatihan ini dipandu langsung oleh Firman Adi Surya, mahasiswa PGSD Universitas Negeri Semarang sekaligus pengurus aktif di Pondok Pesantren Al Asror. Dengan gaya komunikatif dan pendekatan yang akrab, Firman Adi Surya tidak hanya memberikan instruksi teknis, tetapi juga menyisipkan nilai-nilai penting tentang mencintai bumi, menghargai barang bekas, dan berani memulai usaha kecil-kecilan. Anak-anak diajak untuk berpikir bahwa barang bekas bukanlah sampah, tapi potensi yang menunggu untuk diubah menjadi sesuatu yang lebih bernilai.

"Ayo, siapa yang mau punya tempat pensil buatan sendiri?" tantang Firman Adi Surya di awal sesi. Seketika, suasana kelas pun berubah menjadi penuh semangat. Wajah-wajah penasaran mulai menyimak dengan antusias. Tanpa ragu, anak-anak mulai menggulung tali kur warna-warni, menempelkan pada botol dengan lem, dan menghiasnya sesuai dengan gaya masing-masing. Tawa dan teriakan kecil sesekali terdengar, mencairkan suasana dan memperlihatkan betapa kegiatan ini benar-benar menyenangkan bagi mereka.

Meski tampak sederhana, proses pembuatan tempat pensil ini membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Di sinilah anak-anak belajar nilai-nilai penting seperti fokus, kerapian, dan kerja sama. Beberapa siswa terlihat saling membantu saat kesulitan melilitkan tali, yang lain saling memberi ide desain. Bahkan ada yang dengan percaya diri mengatakan bahwa hasil karyanya akan ia jual saat ada bazar sekolah. "Kalau dijual sepuluh ribu, kayaknya laku deh, Ustadz!" celetuk salah satu siswa sambil tersenyum bangga memandangi hasil kreasinya.

proses pembuatan karya tempat pensil (Sumber : Pribadi)
proses pembuatan karya tempat pensil (Sumber : Pribadi)

Lebih dari sekadar praktik keterampilan tangan, kegiatan ini juga membuka wawasan anak-anak mengenai kewirausahaan ramah lingkungan. Mereka dikenalkan pada konsep sederhana bahwa barang-barang bekas seperti botol plastik dapat memiliki nilai ekonomis jika diolah dengan kreativitas. Tali kur yang sebelumnya hanya digunakan untuk prakarya biasa, kini jadi bagian dari produk yang menarik dan layak jual. Dengan cara ini, anak-anak tak hanya belajar membuat, tapi juga berpikir tentang bagaimana memasarkan dan menghargai hasil karyanya sendiri.

Firman Adi Surya menjelaskan, "Pelatihan ini kami desain agar tidak hanya menyenangkan, tapi juga membekas secara nilai. Kami ingin menanamkan pada siswa bahwa dari hal kecil seperti botol bekas pun bisa lahir karya yang bermakna, bahkan bisa menjadi peluang usaha. Ini sekaligus bentuk pembelajaran yang relevan dengan dunia nyata." Ia juga menambahkan bahwa kegiatan seperti ini sangat efektif untuk membentuk karakter mandiri dan peduli lingkungan.

foto dengan salah satu kelompok membuat karya tempat pensil (Sumber : Pribadi)
foto dengan salah satu kelompok membuat karya tempat pensil (Sumber : Pribadi)

Pihak madrasah pun menyambut kegiatan ini dengan sangat positif. Guru kelas 5, yang turut mengawasi kegiatan, mengungkapkan bahwa para siswa terlihat sangat antusias dan aktif sepanjang proses. "Biasanya anak-anak cepat bosan kalau belajar di kelas terlalu teoritis. Tapi kali ini, mereka justru nggak mau berhenti. Bahkan ada yang minta waktu tambahan untuk menyelesaikan hiasannya. Ini luar biasa!" tuturnya sambil tertawa kecil.

foto dengan walikelas 5 MITQ AL ASROR, Ibu Harni (Sumber : Pribadi)
foto dengan walikelas 5 MITQ AL ASROR, Ibu Harni (Sumber : Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun