Mohon tunggu...
M Firmansyah
M Firmansyah Mohon Tunggu... CreativePreneur -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Bertekad Hijrah"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Catatan Akhir Tahun 2017, Populisme, Tantangan Digitalisasi, dan "Mabok" Agama

31 Desember 2017   06:38 Diperbarui: 31 Desember 2017   10:34 1041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Catatan Akhir Tahun 2017 : Populisme, Tantangan Digitalisasi dan Mabok Agama.

Dalam perjalanan 2017 ada tiga tema besar yang kutemui dan kurasakan menjadi bahan renungan di akhir tahun ini, tiga tema besar ini benar-benar di rasakan penulis selama meniti tahun yang penuh emosi, 2017 yang akan segera kita tinggalkan beberapa jam lagi  menjadi lembaran sejarah yang tak akan terlupakan, tree big theme ini bisa jadi  gambaran  perubahan social di masa depan, apasaja itu, check this out !!!

Populisme

Tahun ini adalah tahun yang ditandai dengan kebangkitan populisme, orang-orang yang tidak dikenal sebelumnya tiba-tiba di pompa oleh berita-berita media social untuk jadi bahan pemberitaan dan opinion maker hanya sekedar mencari  klik dan share,jika anda tahu klik dan share anda adalah rupiah untuk mereka, gorengan isyu di dramatisir demi sekedar traffic pembaca di internet, lihatlah media-media online menggoreng berita yang minim informasi tapi membangkitkan hasrat agar direspon para netizen, jika anda menyimak sebuah berita, yang menarik bukanlah beritanya tapi komentar para netizen di bawahnya.

Watak dasar dari populisme adalah ketidak percayaan nya pada elite baik elite pemerintah maupun elite masyarakat, mereka hanya menunjukan sikap politik beroposisi, tak heran jika gerakan radikalisme mendapat banyak dukungan, mereka tidak secara explisit mendukungnya tapi dengan ungkapan dan sikap mereka di media social, kita memahaminya sebagai sebuah dukungan yang tidak langsung.

Media sudah tak lagi di monopoli oleh pemilik modal, saat ini  dengan menulis di blog saja orang sudah mampu membuat opini public, terlebih bagi mereka yang memiliki banyak pengikut/Followers, mereka bisa mempengaruhi bahkan menggerakan massa, bisa saja hal ini di manfaatkan oleh para politisi untuk memainkan agenda politiknya, dan tanpa disadari gerakan populisme di manfaatkan untuk tujuan-tujuan kekuasaan.

Mabok Agama

Di social Media mungkin anda pernah ditanya, "ente muslim?" padahal dia yang bertanya adalah teman kita dikampus dulu yang belajar iqro nya saja kita yang mengajari, itulah fenomena yang terjadi belakangan ini, yang tidak ditemui 3-5 tahun lalu, ustadz-ustadz youtube memberikan andil besar pada arus perubahan social ini, faham faham transnasional mulai dari wahabi, takfiri, bahkan khilafah yang anti nasionalisme mulai dikenalkan dan di gemari, sampai pelatihan pembuatan bom juga bisa di temui di internet, belum lagi perbedaan mazhab dan pertentangan politik identitas, semua bisa ditemui dengan mudah.

Banyak istilah atau julukan untuk orang-orang yang kaget-kagetan dengan perubahan social yang begitu cepat terjadi, yang sering kudengar adalah "Kaum sumbu pendek" julukan ini ditujukan untuk mereka yang gampang marah mudah tersulut emosinya dengan perdebatan di medsos, ujung-ujungnya keluar kata yang seringkali digunakan"Dasar kafir" ada lagi "hei kaum Minafikun" bahkan yang kutemui perdebatan perang twit war lebih mengerikan  kata-kata nya, anda pasti ingat cuitan Ahmad dhani, bukan? saat ia ingin meludahi orang yang berbeda pilihan politik dengannya.  

Kaum bumi datar, Penamaan kaum bumi datar dialamatkan  kepada orang-orang yang beragama tanpa "otak"   seakan Cuma mereka yang mengerti agama, menghadapi orang ini jangan pakai dalil-dalil agama, biasanya mereka menolak ulama-ulama yang jadi refrensi kalian, kebenaran mereka cendrung kepada fanatisme sempit,  mereka akan menolak beragama menggunakan akal, kalau anda gunakan akal anda akan di labeli "Liberal" padahal banyak sekali ayat-ayat Quran yang memuliakan orang yang menggunakan akalnya. Jadi jika ada umat beragama apapun yang mengabaikan penggunaan akal nya maka mereka di juluki kaum bumi datar.

Sekitar 10 abad yang lalu, ada banyak pemeluk agama Kristen yang ngotot bahwa bumi itu datar karena kitab suci  menyatakan seperti itu, bagi yang berani membantah akan di hukum, abad ini dinamakan abad kegelapan, belakangan cara beragama semacam itu ditinggalkan yang namanya teks kitab suci dikaji ulang, sains berkembang lahirlah era Renaisans, agama tidak dibuang tapi dipahami secara rasional, jadi karena bumi itu bulat, maka tafsiran agama mengalami perubahan, belakangan abad kegelapan itu mau dikembalikan lagi oleh ustadz-ustadz youtuber, lihatlah cara mereka berdakwah, bahkan mereka ngerik aqidah mereka ambruk Cuma gara-gara merayakan tahun baru, bahkan anda akan auto kafir Cuma sekedar ucapan natal kepada sehabat karib anda, yang notabene sehabat anda tahu bahwa anda muslim yang taat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun