Duhai Ramadhan terkasih,
Usai satu bulan penuh berpuasa, Allah SWT berfirman kalau Umat Islam patut mendapatkan hasilnya, yaitu predikat "takwa." Dalam Al-Qur'an, Surat al-Baqarah ayat 183, Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Sebelum kuutarakan isi hatiku, ijinkanlah aku berdoa saat di penghujung Ramadhan 1446 H ini, "Allahumma laa taj'alhu aakhiral 'ahdi min shiyaminaa iyyahu, fain jatahu faj'alni marhuuman, walaa taj'alnii mahruuman."
"Ya Allah, janganlah Kau jadikan bulan Ramadhan ini sebagai Ramadhan terakhir dalam hidupku. Jika Engkau menjadikannya sebagai Ramadhan terakhirku, maka jadikanlah aku sebagai orang yang  Engkau sayangi."
Duhai Ramadhan terkasih,
Kutulis surat cinta ini di malam pernuh kerlip bintang, malam ganjil terakhir Ramadhan tahun ini. Dua hari lagi, Hari Raya Idul Fitri akan tiba. Hari kemenangan telah tiba. Tapi kemenangan atas apa?
Saya takut. Takut tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang menang. Saya berpuasa menahan lapar dan haus. Saya berpuasa menahan hubungan suami istri.
Tapi saya takut, saya puasa tetapi tidak berpuasa. Saya masih berbohong, bergunjing, menyakiti hati orang lain, merendahkan martabat orang lain, mengumbar syahwat dan lainnya.
Saya khawatir puasa Ramadhan saya ini sah secara fiqih (hukum-hukum Islam), tapi belum tentu ada nilainya di mata Allah SWT.
Duhai Ramadhan terkasih,
Hati saya bergetar, Ramadhan .... dirimu bukanlah sekedar ritual keagamaan tahunan belaka. Ramadhan adalah bulan penempaan agar menjadi bersih, suci kembali.
Saya khawatir masih belum memahamimu, Ramadhan. Padahal kamu hadir setiap tahun itu sebagai wahana perjalanan spritual untuk menempa keimanan.. Â Maafkan saya, jika saya masih belum paham kamu Ramadhan.
Duhai Ramadhan terkasih,
Saya tahu, predikat takwa tidak hanya bisa dicapai dengan sebatas menahan lapar dan dahaga saja di Ramadhan ini. Predikat takwa itu , menahan hawa nafsu berbuat keburukan selama Ramadhan.
Baiklah, karena sebentar lagi kamu akan segera pergi duhai Ramadhan, dan walaupun saya ingin bertemu kamu lagi di tahun depan, saya hanya ingin berjanji kepadamu.