Morowali -- Kabupaten Morowali merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Sulawesi Tengah dengan luas 5.472 km2 dan luas perairan laut sekitar 29.962, 88 km2. Dengan kekayaan laut yang dimiliki, menjadikan sebagian masyarakat berprofesi sebagai nelayan dan menyalurkan banyak komoditas produk perikanan. Desa Tangofa adalah salah satu daerah di Bungku Pesisir Morowali yang berada di sekitar kawasan PT Hengjaya Mineralindo, dimana masyarakatnya sangat bergantung pada hasil laut.
Namun, maraknya kegiatan perikanan secara terus menerus melalui cara yang merugikan dan kurangnya aktivitas reklamasi pantai dan pengelolaan lingkungan hidup berkelanjutan, maka telah menyebabkan terjadinya kerusakan ekosistem lingkungan pesisir, khususnya di Desa Tangofa yang lokasinya berdekatan dengan wilayah laut. Hal ini tentu saja berdampak terhadap eksistensi terumbu karang yang menjadi habitat bagi biota perairan karena perubahan suhu dan humiditas serta aktivitas antropogenik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sallata dkk (2012), kondisi terumbu karang di Morowali berada pada tatanan yang rusak dengan persentase karang hidup hanya sekitar 24% dari 6 (enam) spot stasiun pengamatan di wilayah perairan Morowali. Maka dari itu, sebagai bentuk kepedulian dari entitas bisnis terhadap peningkatan penghidupan berkelanjutan biota laut, PT Hengjaya Mineralindo berkomitmen untuk melakukan peningkatan pengelolaan lingkungan hidup melalui konservasi dan rehabilitasi terumbu karang di Laut Tangofa.
Kegiatan konservasi dan rehabilitasi terumbu karang Tangofa yang dilakukan PT Hengjaya Mineralindo telah pemulihan kondisi terumbu karang, sehingga terjadi penambahan spesies baru di sekitar area konservasi dan rehabilitasi, yaitu ikan kepe-kepe, cardinal fish, lion fish, angel fish, ikan dorado, ikan kakap, ikan kurisi merah, dan ikan layur. Kegiatan ini bekerja sama dengan Karang Taruna dan LSM Sombori Dive Conservation (SDC) Morowali.
Kegiatan konservasi dan rehabilitasi terumbu karang di wilayah lautan pesisir Desa Tangofa dilakukan secara partisipatif lintas stakeholder demi menjamin keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungan sumber daya pesisir Desa Tangofa. Selain itu, diversifikasi kegiatan ini dititikberatkan pada pemanfaatakan kembali limbah non B3 perusahaan menjadi coral reef tools di dasar laut, meja dari besi bekas limbah kegiatan workshop, dan pot dari limbah pipa kegiatan civil.
Kegiatan konservasi dan rehabilitasi terumbu karang menjadi sarana edukasi bagi masyarakat Desa Tangofa untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui eksplorasi wilayah yang dapat dijadikan potensi pengembangan spot terumbu karang. Selain itu, melalui adanya kegiatan konservasi dan rehabilitasi terumbu karang diharapkan dapat memperbaiki kondisi terumbu karang yang rusak, mempertahankan keanekaragaman hayati di wilayah perusahaan, dan terjadi kesinambungan ekosistem laut.
