Mohon tunggu...
Firda Febriana Musdalifah
Firda Febriana Musdalifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jakarta, Indonesia

Mahasiswi Pendidikan Sosiologi UNJ'20

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mereproduksi Modal Sosial Dalam Pendidikan Sekolah Menengah Atas di Masa Pandemi Covid-19

21 Mei 2022   23:03 Diperbarui: 21 Mei 2022   23:12 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia, telah memberikan dampak yang cukup signifikan termasuk dalam bidang pendidikan. Lembaga pendidikan tetap harus menjalankan pembelajaraan meskipun dalam suasana yang serba terbatas dikarenakan adanya pandemi. Dengan demikian, perubahan pembelajaran dari tatap muka menjadi daring akan memunculkan berbagai respon dalam dunia pendidikan itu sendiri. Dalam hal ini, semua lapisan masyarakat harus bisa beradaptasi dengan situasi yang sekarang. Pendidikan yang biasanya berjalan normal, kini justru menjadi sektor yang mendapatkan dampak yang cukup signifikan (Aristovnik dkk., 2020). Pendidikan sekolah Menengah Atas diharuskan untuk bisa beradapatasi dengan perubahan yang ada. Oleh karena itu, dibutuhkan faktor yang dapat menunjang pembelajaran di masa pandemi seperti halnya modal sosial ( jaringan) yang dimiliki setiap individu.

Pendidikan formal disini ialah Pendidikan Sekolah Menengah Atas yang tidak hanya berperan sebagai penerimaan pengetahuan saja akan tetapi adanya modal sosial yang menjadi potensi sebagai pendukung pelaksanaan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19. Modal sosial disini bermanfaat dalam Pendidikan Menegah Atas yang mengharuskan siswa nya memiliki jaringan-jaringan sosial yang berguna dalam kehidupan dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, dengan adanya modal sosial yang dimiliki masing-masing individu akan memudahkan mereka dalam memperluas relasi yang berguna baik untuk dirinya maupun orang lain.

Arti dari pendidikan disini ialah mengembangkan pengetahuan, keterampilan, serta kebiasaan yang bernilai positif. Dalam proses pembelajaran dimasa pandemi siswa Sekolah Menengah Atas dipaksa untuk tetap mengembangkan bakat serta minat sesuai dengan jenjang pendidikannya. Namun untuk mewujudkan hal ini, diperlukan kesiapan dari siswa, ketersediaan sumber belajar, serta potensi modal sosial dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Oleh karena itu, hal ini juga akan menjadi tantangan bagi siswa maupun guru. Pendidikan Sekolah Menengah Atas merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional yang memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Oleh sebab itu, pendidikan tidak hanya dilihat dari aspek kognitif dan psikomotorik siswanya saja, akan tetapi dilihat dari proses cara mendidik siswa itu sendiri. (Wardani, K dkk : 2014). Pendidikan Sekolah Menengah Atas dipandang sebagai lingkungan pembudayaan siswa yang berperan dalam mengembangkan pendidikan karakter dan pengelolaan modal sosial yang menyatu dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran sebagai bagian dari proses pendidikan formal tidak lain adalah menstranfer ilmu, budaya, nilai dan norma serta pengalaman belajar (Astutik, D. dkk : 2022). Pendidikan di sekolah tidak hanya dimaknai sebagai kegiatan proses transfer ilmu pengetahuan saja, akan tetapi dilihat sebagai lembaga formal yang berperan sebagai tempat belajar mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran antara guru dengan siswa. Melalui sekolah, proses sosialisasi pengetahuan,nilai-nilai budaya, kebiasaan, dan suatu pandangan hidup yang berlaku dalam masyarakat kepada siswa dapat bermanfaat bagi sisiwa itu sendiri dalam proses pembelajarannya. Pendidikan Sekolah Menengah Atas dipandang sebagai arena yang berfungsi untuk mewariskan budaya-budaya dominan yang telah menjadi pola didalam masyarakat. Tidak hanya itu adanya sekolah disini juga menjadi lembaga kontrol sosial yang dapat melanggengkan dan mempertahankan tatanan sosial yang sudah ada. Kondisi seperti ini memungkinkan terjadinya reproduksi modal sosial. Mereproduksi modal dalam pembahasan disini ialah memiliki sumber daya yang mempunyai nilai tertentu yang dimiliki oleh seseorang agar dapat bertahan dalam suatu arena tersebut. Setiap arena menuntut individu untuk mempunyai modal sosial yang memdai agar dapat bertahan di dalam arena tersebut. Konsep modal sosial menurut Pierre Bourdieu merupakan upaya dalam membentuk agen sosial dalam habitus sebagai individu-individu yang mengkontruksi dunia sekelilingnya dimana modal sosial ini dapat memproduksi dan mereproduksi.

Modal sosial yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari akan terus mengalami perkembangan. Jika melihat modal sosial dalam aspek pendidikan keduanya memiliki keterkaitan. Modal ini memiliki dasar norma, gagasan, relasi sosial dan norma sebagai salah satu asset yang dimiliki (Widyansari, F. (2014). Modal sosial menyangkut relasi yang mempunyai pengaruh dalam kedudukan sosial. Modal sosial akan termanifestasikan melalui hubungan-hubungan dalam jaringan yang merupakan sumber daya yang berguna dalam penentuan dan reproduksi kedudukan-kedudukan sosial tersebut. Setiap lembaga pendidikan formal pastinya memiliki potensi-potensi yang berpengaruh terhadap modal sosial yang dimilikinya. Individu dikatakan memiliki modal sosial jika mereka memiliki potensi yang didapat dari suatu jaringan sosial, di mana jaringan sosial tersebut berlangsung secara terus menerus sehingga dapat dimanfaatkan satu sama lain dan memiliki tujuan tertentu.  Jadi modal sosial yang ada dapat didayagunakan dalam masa pandemi pada saat ini. Potensi yang dimiliki modal sosial disini berkaitan karena modal sosial memiliki peran yang signifikan untuk memacu inovasi dan produktifitas siswa di sekolah (Basar, AM (2021).

Penerapan modal sosial didalam dunia pendidikan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari karena nilai-nilai yang ada telah menyatu dalam kehidupan masyarakat (Fadli, M. R. (2020). Modal sosial yang ada dalam dunia pendidikan dapat bermakna bahwa pendidikan merupakan sarana dalam menumbuhkan rasa persatuan. Pemanfaatan modal sosial disini terlihat seperti keikutsertaan siswa dalam organisasi di sekolah maupun diluar sekolah. Yang mana dengan keikutsertaan mereka dengan kegiatan tersebut memperluas relasi mereka dalam menunjang proses pembelajaran ataupun untuk kehidupan yang akan datang nantinya. Dengan itu akan terciptanya nilai kebersamaan, toleransi, solidaritas, sikap menghargai, berempati, bekerja sama yang dibangun dan diwujudkan melalui kegiatan pembelajaran. Modal sosial dalam Pendidikan Sekolah Menengah Atas ini berpotensi sebagai daya dukung dalam rangka beradaptasi dengan pembelajaran yang serba belum pasti ini. Berbagai alternatif penunjang adanya modal sosial terus dilakukan dengan mempertimbangkan dukungan modal sosial agar berjalan efektif. Modal sosial menjadi alat dukung dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Modal sosial dibutuhkan dalam kegiatan sosial yang artinya, aktor atau individu  menyadari bahwa untuk mencapai tujuan, diperlukan pelestarian modal sosial yang didalamnya terdapat adanya hubungan, norma dan kepercayaan yang terjadi pada situasi sosial tertentu (Penyusun, T : 2017).

Modal sosial pada intinya berbicara mengenai persoalan hubungan. Dengan membangun hubungan dengan sesamanya dan menjaganya agar terus berkembang, individu disini  akan mampu bekerjasama untuk mencapai berbagai hal yang menjadi tujuannya. Jika individu memperluas hubungan melalui serangkain jaringan maka mereka cenderung memiliki kesamaan nilai dengan anggota kelompok lain dalam jaringan tersebut. Jaringan tersebut ini akan menjadi sumber daya, dan nantinya dapat dipandang sebagai modal yang dimiliki individu. Dengan demikian, semakin banyak jaringan yang kita bangun dengan orang lain maka semakin banyak modal sosial yang kita dapat. Modal sosial tidak terlepas dari adanya sumberdaya manusia yang meliputi pengetahuan, kecakapan dan keterampilan individu. Pendekatan modal sosial  mendasarkan pada pemikiran bahwa investasi dalam satu bidang akan memberikan keuntungan dalam bidang lain, yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu keuntungan untuk individu sendiri maupun kelompok yang tergabung didalamnya.

Merujuk pada pembahasan disini ketika siswa Sekolah Menengah Atas dapat meningkatkan skill yang mereka miliki melalui adanya suatu kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah ataupun ikut dalam kegiatan organisasi. Secara tidak langsung mereka telah menginvestasi diri meraka dalam bidang pendidikan yang nantinya akan mendorong terciptanya kualitas sumber daya manusia yang berkualitas. Mereka secara aktif memperoleh pengetahuan melalui pendidikan formal untuk membangun kredibilitas. Tidak hanya itu saja, pemanfaatan modal sosial yang diperoleh akan menciptakan kesejahteraan sosial dan ekonomi untuk diri mereka sendiri. Siswa Sekolah Menengah Atas yang sudah lulus nantinya dalam dunia pendidikan. Akan lebih mudah mendapatkan jaringan dan relasi yang memadai jika mereka memiliki modal sosial yang dimiliki oleh masing-masing individu tersebut. Oleh karena itu, pada pembahasan kali ini diharapkan dengan adanya peran dari modal sosial dalam Pendidikan Sekolah Menegah Atas dapat meningkatkan jaringan ataupun relasi yang dimiliki oleh setiap individu didalamnya.

Daftar Pustaka :

Astutik, D., Yuhastina, Y., Ghufronudin, G., & Parahita, BN (2022). Guru Dan Proses Pendidikan Dalam Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid-19. Cendekiawan: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan , 12 (1), 46-54.

Basar, AM (2021). Problematika Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Pandemi Covid-19:(Studi Kasus di SMPIT Nurul Fajri--Cikarang Barat--Bekasi). Edunesia: Jurnal Ilmiah Pendidikan , 2 (1), 208-218.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun