Mohon tunggu...
Firda NuriyatulHusna
Firda NuriyatulHusna Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

jadilah dirimu sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menerapkan Rasa Kemasyarakatan di Dalam Kos

18 Juni 2022   09:30 Diperbarui: 18 Juni 2022   10:06 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

MENERAPKAN RASA KEMASYARAKATAN DI DALAM KOS

Firda Nuriyatul Husna

Universitas Islam Negri Walisongo

Salah satu budaya dalam kemasyarakatan merupakan identitas kehidupan yang baik lebih jelasnya yaitu mempunyai rasa empatik, seperti halnya yang di lakukan dari kegiatan-kegiatan sosial seperti  gotong royong, kerja bakti, menjenguk teman yang sakit, dan menolong teman yang sedang kesusahan dan juga tidak adanya rasa menghargai. Kemasyarakatan sudah sangat melekat pada setiap warga yang baik, sehingga bisa di terapkan kehidupan pribadinya sendiri karena dengan memiliki rasa empati sudah bisa di garis bawahi bahwa menjadi warga yang baik itu terdapat rasa empatik yang tinggi. Di kos wisma kimi dimana letak tinggal saya merupakan salah satu penerapan mengenai kemasyarakatan yang sudah berjalan dari saya mula tinggal di kos ini. Sehingga kegiatan-kegiatan selama saya tinggal di wisma kimi sangatlah memiliki rasa empatik. Kemasyarakatan di dalam wisma kimi sudah sangat melekat sehingga bagi penghuni kos mengalami rasa kenyamanan dan kerukunan. Di wisma kimi sendiri mempunyai kegiatan bersosial yang sangat tinggi seperti halnya gotong royong, kerja bakti, menjenguk teman yang sakit, dan menolong teman yang sedang kesusahan dan juga tidak adanya  rasa menghargai . Itulah contoh rasa pengabdian terhadap rasa kemasyarakat yang biasa terjadi.

Namun jika kita tidak menerapkan mengenai kemasyarakatan bisa saja mengalami permasalahan dalam kehidupan sehari hari. Seperti tidak mempunyai rasa empati terhadap sesama anak kos yang lain. Lebih efisiennya jika teman sedang mengalami kesusahan kita sebagai masyarakat yang baik enggan menolong, itulah salah satu hal yang menjadi permulaan permasalahan yang bisa saja jika kondisinya berbalik seperti kita yang mengalami kesusahan dan tidak ada satupun teman yang membantu bisa jadi awal mula muncul rasa kebencian terhadap sesama teman. 

Dengan masalah tersebut memicu sebuah solusi untuk mengatasi permasalahan yang sudah terjadi. Salah satunya dengan menerapkan rasa kemasyarakatan atau lebih spesifik memiliki rasa empatik dari memiliki sikap perilaku seperti gotong royong, kerja bakti, menjenguk teman yang sakit, dan menolong teman yang sedang kesusahan dan juga tidak adanya rasa menghargai, dengan tersebut menjadikan minimya permasalahan dalam bertetangga atau bermasyarakat. Seperti di jelaskan di dalam QS. Al- Maidah;2

"Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya."

Selain itu juga berkaitan dengan Pancasila sila ketiga yang berbunyi "Persatuan Indonesia", mengandung nilai-nilai persatuan yang perlu ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Salah satu bentuk dari pengalaman nilai persatuan yaitu tolong-menolong terhadap sesama. Kata "Sesama" yang dimaksud dalam kalimat tersebut adalah sesama manusia, bukan hanya keluarga, teman atau orang-orang yang dikenal. Namun, sering kali kita merasa enggan menolong orang yang tidak memiliki hubungan dengan kita dan cenderung hanya peduli kepada kelompok atau golongan sendiri. kita adalah makhluk sosial. Manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sehebat dan semandiri apa pun manusia tersebut. Presiden membutuhkan jajaran kabinet untuk melaksanakan tugas-tugasnya, para pekerja membutuhkan bos yang mau mempekerjakannya, kita membutuhkan keluarga dan teman sebagai pemberi dukungan dan teman bercerita, hingga apa yang kita gunakan sekarang ini seperti smartphone, pakaian dan tempat tidur, kita membutuhkan keahlian orang lain untuk membuatnya.

Kesadaran untuk tolong-menolong terhadap siapa pun sesuai dengan nilai dalam butir ke-6 sila ketiga yaitu "Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika". Saat kita tergerak untuk membantu saudara kita yang terkena bencana alam, entah itu longsor di Sumedang, Banjir di Kalimantan Selatan, gempa bumi di Majene, banjir dan longsor di Semarang seperti yang terjadi beberapa bulan yang lalu, maka kita telah mendapatkan poin bagus bahwa memang seharusnya rasa peduli tidak perlu didasarkan pada alasan saling mengenal atau satu kelompok, melainkan cukup menyadari bahwa kita semua adalah sama-sama manusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun