Mohon tunggu...
Firasat Nikmatullah
Firasat Nikmatullah Mohon Tunggu... Pendatang Baru

Aku adalah apa yang kamu pikirkan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pasar Jelang Lebaran: Cabai Berharga Emas, Konflik Diskon, dan Dompet Nangis

26 Maret 2025   23:59 Diperbarui: 26 Maret 2025   23:59 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sarwendah, aktris cantik Indonesia yang sedang belanja di pasar tradisional. [sumber: theAsianparent]

Lebaran itu sejatinya tentang maaf-maafan. Tapi di pasar tradisional menjelang hari raya, maaf sering jadi barang langka.

Di sini, suara keras pedagang, desakan pembeli yang nyaris barbar, dan aroma campuran bawang plus keringat manusia menjadi soundtrack ikonik Ramadan.  

Jangan salah, Bung. Pasar jelang Lebaran adalah ajang ketahanan fisik, mental, dan terutama, dompet.

Kalau kamu nggak siap, bisa-bisa pulang bawa kantong plastik kosong dan jiwa yang lelah.

Cabai, Si Mungil dengan Harga Seterjal Bukit Teletubbies

Yang pertama harus kita bicarakan adalah cabai. Setiap Ramadan, harganya pasti kayak main biang lala.

Tahun ini? Cabai rawit sampai Rp80 ribu per kilo. Bahkan ada pasar yang harganya mendekati Rp120 ribu.

Serius, cabai ini makin lama makin terasa seperti barang investasi, bukan bumbu dapur.

Di salah satu sudut pasar, seorang ibu terlihat memegang kantong plastik kecil berisi cabai dengan tatapan campuran cinta dan kebencian.

"Ini baru beli sekilo, udah kayak beli cincin emas," katanya sambil tertawa getir.

Dan demi sambal khas Lebaran, ibu-ibu rela rebutan cabai yang tersisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun