Penulis : Fiqih Akhdiyatu Salam, M.I.Kom
Pernah dengar orang bilang, "Hati-hati sama wartawan!"
Kalimat seperti ini sering terdengar, bahkan kadang membuat sebagian orang jadi alergi duluan sebelum benar-benar mengenal profesi mulia ini. Memang, tak bisa dipungkiri ada saja oknum yang membuat nama wartawan tercoreng. Tapi, bukankah di semua profesi pun ada oknum? Jangan sampai satu dua pengalaman buruk membentuk stigma yang keliru.
Kalau kita mau jujur, wartawan itu punya peran penting yang seharusnya justru dihargai, bukan dijauhi. Dalam sejarah perkembangan dunia informasi, wartawan adalah pilar keempat demokrasi (selain legislatif, eksekutif, dan yudikatif). Pers yang bebas dan bertanggung jawab menjadi penyeimbang antara pemerintah dan masyarakat. Ini bukan omong kosong, teori dari Harold Lasswell, seorang pakar komunikasi, menyebutkan fungsi utama media (termasuk wartawan di dalamnya) adalah surveillance (pengawasan), correlation (korelasi), transmission (transmisi budaya), dan entertainment (hiburan). Jadi tugas mereka memang vital: mengawasi, menghubungkan informasi, menyebarkan budaya, bahkan menghibur.
Singapura adalah contoh nyata bagaimana hubungan baik dengan wartawan bisa membawa reputasi gemilang. Setiap tahun, negara kecil ini mengundang wartawan dari berbagai penjuru dunia untuk menikmati keindahan negaranya, dilayani layaknya tamu kehormatan. Apa hasilnya? Citra Singapura sebagai negara bersih, aman, modern, dan ramah tersebar luas tanpa harus capek-capek promosi konvensional dengan biaya besar.
Kalau dipikir-pikir, di dunia kehumasan (public relations), hubungan dengan wartawan justru krusial. Cutlip, Center, dan Broom dalam teori komunikasi strategis mereka (2016) menekankan pentingnya hubungan positif dengan media sebagai bagian dari keberhasilan membangun reputasi dan citra organisasi. Mereka mengatakan, "Media relations are a vital bridge to public understanding and support."Â Artinya, humas saja berlomba lomba bersahabat dengan wartawan, kenapa kita malah takut dan menjauh.
Memang ada istilah "wartawan Bodrex" (istilah untuk wartawan yang kurang profesional, biasanya mencari uang dengan cara tidak etis). Tapi, jumlahnya tidak sebanding dengan wartawan-wartawan berintegritas yang bekerja keras untuk menyampaikan berita yang akurat dan bermanfaat.
Jadi, mari ubah mindset. Daripada takut, lebih baik kenalan. Daripada menghindar, lebih baik membangun hubungan baik. Karena sejatinya, wartawan itu bukan musuh, mereka adalah jembatan.