Penulis : Fiqih Akhdiyatu Salam, M.I.Kom
Belakangan ini, ramai banget dibahas rencana Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang mau mengirim siswa bermasalah ke barak militer mulai 2 Mei nanti. Banyak yang kontra, katanya takut siswa makin stres lah, makin memberontak lah. Tapi jujur aja, saya pribadi mendukung langkah ini.
Kenapa? Karena kadang emang dibutuhkan pendekatan tegas untuk menyelamatkan generasi muda. Nggak semua anak bisa dibujuk dengan nasihat manis. Ada kalanya butuh sistem disiplin yang ketat, jelas, dan membentuk karakter mereka lewat pembiasaan yang konsisten. Dan barak militer, menurut saya, bisa jadi tempat yang tepat buat itu.
Dedi Mulyadi sendiri menjelaskan, program ini akan berjalan bertahap. Gak langsung di 27 kabupaten/kota, tapi dimulai dari daerah yang dianggap rawan dulu. "Tidak harus langsung di 27 kabupaten/kota. Kita mulai dari daerah yang siap dan dianggap rawan terlebih dahulu, lalu bertahap," ujar Dedi pada Minggu (27/4). Ini nunjukin kalau program ini gak asal-asalan, ada proses seleksi dan pertimbangan matang sebelumnya.
Secara teori, pendekatan ini sejalan dengan konsep "Behavioral Conditioning" dari B.F. Skinner, seorang psikolog ternama. Skinner percaya bahwa perilaku manusia bisa dibentuk melalui reinforcement (penguatan) dan punishment (hukuman). Nah, gemblengan di barak militer ini adalah bentuk reinforcement terhadap perilaku disiplin dan penghargaan terhadap perubahan sikap. Anak-anak diajarkan untuk memahami konsekuensi dari tindakan mereka lewat pengalaman langsung, bukan sekadar teori.
Selain itu, kalau lihat dari teori kontrol sosialnya Travis Hirschi, anak-anak yang punya ikatan lemah dengan masyarakat, sekolah, dan keluarga cenderung lebih gampang nyebrang ke perilaku nakal atau kriminal. Dengan program seperti ini, mereka dipaksa untuk membangun kembali ikatan sosial yang kuat lewat aturan, tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap sesama.
Buat saya, ini bukan soal menghukum, tapi soal memberi kesempatan kedua. Justru lebih ke arah rehabilitasi karakter. Bayangin kalau anak-anak yang tadinya terlibat tawuran, narkoba, atau pergaulan bebas bisa berubah jadi lebih disiplin, punya etika, dan punya rasa tanggung jawab. Bukannya malah bagus buat masa depan mereka sendiri?
Tentu, program ini harus tetap diawasi ketat. Jangan sampai ada kekerasan fisik atau pelanggaran hak anak. Harus ada SOP yang jelas, pelatih yang berpengalaman, dan sistem evaluasi berkala. Tapi idenya sendiri? Menurut saya, keren dan perlu didukung.