Mohon tunggu...
Fiqih Akhdiyatu Salam
Fiqih Akhdiyatu Salam Mohon Tunggu... Writer

Nama: Fiqih Akhdiyatu Salam. Latar Pendidikan. Sarjana Ilmu Komunikasi, Jurusan Public Relations, dan Magister Ilmu Komunikasi, Jurusan Corporate Communication. Sebagai penulis, saya memiliki minat yang kuat dalam berbagi ilmu pengetahuan melalui tulisan. Saya telah menulis berbagai tulisan diberbagai media, seputar Ilmu Parenting, Media Massa, Politik, Propaganda, dan Komunikasi yang efektif di kehidupan sehari-hari. Saya ingin berbagi ilmu pengetahuan yang saya miliki dengan masyarakat luas, dan menuliskan yang belum banyak ditulis di platform media lainnya, serta memberikan perspektif berbeda dari yang lain. Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi saya melalui fiqihucil24@gmail.com] atau IG Fiqihakhdiyatusalam

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tegas untuk Masa Depan: Kenapa Barak Militer Bisa Menjadi Solusi

28 April 2025   14:42 Diperbarui: 28 April 2025   14:47 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berita CNN. Sumber foto CNN.

Penulis : Fiqih Akhdiyatu Salam, M.I.Kom

Belakangan ini, ramai banget dibahas rencana Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang mau mengirim siswa bermasalah ke barak militer mulai 2 Mei nanti. Banyak yang kontra, katanya takut siswa makin stres lah, makin memberontak lah. Tapi jujur aja, saya pribadi mendukung langkah ini.

Kenapa? Karena kadang emang dibutuhkan pendekatan tegas untuk menyelamatkan generasi muda. Nggak semua anak bisa dibujuk dengan nasihat manis. Ada kalanya butuh sistem disiplin yang ketat, jelas, dan membentuk karakter mereka lewat pembiasaan yang konsisten. Dan barak militer, menurut saya, bisa jadi tempat yang tepat buat itu.

Dedi Mulyadi sendiri menjelaskan, program ini akan berjalan bertahap. Gak langsung di 27 kabupaten/kota, tapi dimulai dari daerah yang dianggap rawan dulu. "Tidak harus langsung di 27 kabupaten/kota. Kita mulai dari daerah yang siap dan dianggap rawan terlebih dahulu, lalu bertahap," ujar Dedi pada Minggu (27/4). Ini nunjukin kalau program ini gak asal-asalan, ada proses seleksi dan pertimbangan matang sebelumnya.

Berita CNN. Sumber foto CNN.
Berita CNN. Sumber foto CNN.

Secara teori, pendekatan ini sejalan dengan konsep "Behavioral Conditioning" dari B.F. Skinner, seorang psikolog ternama. Skinner percaya bahwa perilaku manusia bisa dibentuk melalui reinforcement (penguatan) dan punishment (hukuman). Nah, gemblengan di barak militer ini adalah bentuk reinforcement terhadap perilaku disiplin dan penghargaan terhadap perubahan sikap. Anak-anak diajarkan untuk memahami konsekuensi dari tindakan mereka lewat pengalaman langsung, bukan sekadar teori.

Selain itu, kalau lihat dari teori kontrol sosialnya Travis Hirschi, anak-anak yang punya ikatan lemah dengan masyarakat, sekolah, dan keluarga cenderung lebih gampang nyebrang ke perilaku nakal atau kriminal. Dengan program seperti ini, mereka dipaksa untuk membangun kembali ikatan sosial yang kuat lewat aturan, tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap sesama.

Berita CNN. Sumber foto 
Berita CNN. Sumber foto 

Buat saya, ini bukan soal menghukum, tapi soal memberi kesempatan kedua. Justru lebih ke arah rehabilitasi karakter. Bayangin kalau anak-anak yang tadinya terlibat tawuran, narkoba, atau pergaulan bebas bisa berubah jadi lebih disiplin, punya etika, dan punya rasa tanggung jawab. Bukannya malah bagus buat masa depan mereka sendiri?

Tentu, program ini harus tetap diawasi ketat. Jangan sampai ada kekerasan fisik atau pelanggaran hak anak. Harus ada SOP yang jelas, pelatih yang berpengalaman, dan sistem evaluasi berkala. Tapi idenya sendiri? Menurut saya, keren dan perlu didukung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun