Mohon tunggu...
Fiqih P
Fiqih P Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Semarakkan literasi negeri

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Flash Fiction | Bubur dari Viana

26 Januari 2018   23:59 Diperbarui: 27 Januari 2018   00:07 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Eh, maaf buburnya tumpah," kata Rizki memohon maaf pada Viana kekasihnya.

"Tidakkah kau bisa menjaga pemberianku lebih berhati-hati. Aku membuat bubur itu dari sebuah ketulusan agar kau dapat bekerja malam ini dengan maksimal," jawab Viana kesal.

"Maafkan aku, aku sudah berusaha agar dalam perjalanan, bubur tak jatuh. Namun nahas. Aku sangat menghargai pemberianmu sayang," jelas Rizki.

Seperti biasa Viana menunjukkan kekesalannya meski hanya sebuah masalah kecil. Masalah yang kerap dibesar-besarkan. Rizki pulang tanpa mendapatkan lagi bubur durian pengganti buatan Viana.

Mengendarai sepedamotor, Rizki menyesali kejadian itu. Bagaimana dengan bodohnya bubur bisa terjatuh.

Gelapnya malam menyilaukan mata saat lampu-lampu kendaraan di jalan menjadi penerang. Rizki masih tak percaya Viana marah pada tragedi tumpah bubur pemberiannya.

Hati Rizki bertanya-tanya tentang sulitnya dia memahami perasaan perempuan. Baginya itu hanyalah masalah kecil. Membuatnya berkendara dalam lamunan.

Lamunannya yang semakin dalam dan terus mendalam, hingga sebuah truk tak dapat dihindarinya di depan mata. Dia tewas meninggalkan penyesalan Viana seumur hidup.

Sei Rampah 26/1/2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun