Sebagai seorang dokter, Aloei Saboe memandang kesehatan secara holistik, mencakup aspek fisik, spiritual, dan sosial. Ia melakukan penelitian yang mendalam terhadap ibadah sholat yang dijalankan oleh setiap muslim.
Dalam penelitiannya saat itu, Aloei Saboe menemukan bahwa gerakan salat lima waktu memiliki banyak manfaat terhadap kesehatan manusia, diantaranya seperti peregangan otot, peningkatan sirkulasi darah, dan ketenangan jiwa. Pendekatan ini kemudian mencerminkan integrasi antara ilmu kedokteran dan nilai-nilai keagamaan, yang relevan dalam konteks masyarakat Indonesia yang religius.
Anugerah Tanda Jasa Republik Indonesia dan Gelar Adat Tertinggi dari 5 Kerajaan di Gorontalo
Atas jasa-jasanya, Aloei Saboe menerima berbagai penghargaan, termasuk Bintang Gerilya dari Presiden Sukarno (1958), Satyalancana Peristiwa Aksi Militer I dan II dari Menteri Pertahanan Ir. Djuanda (1958), serta Satyalancana Karya Satya.
Masyarakat Gorontalo juga menganugerahkan gelar adat tertinggi, Ta Lo Tinepa Lipu, yang berarti: Putra Terbaik Pengangkat Derajat Negeri. Gelar ini diberikan melalui upacara adat Pulanga oleh Dewan Adat 5 Kerajaan (Pohala'a) di Gorontalo, sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi dan pengabdiannya kepada tanah leluhur.
Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Kalibata
Aloei Saboe wafat pada 31 Agustus 1987 di Bandung, Jawa Barat dan kemudian dimakamkan dengan upacara militer di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Pemakamannya di Taman Makam Pahlawan Kalibata menandakan pengakuan negara dan bangsa Indonesia atas kontribusinya terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia tahun 1942, perlawanan terhadap pemberontakan Negara Kesatuan Republik Indonesia di Sulawesi, hingga kontribusinya terhadap dunia pendidikan dan perkembangan ilmu kedokteran meskipun gelar Pahlawan Nasional secara resmi belum disematkan.
Harapan Gelar Pahlawan Nasional tahun 2025
Pada tahun 2025, Pemerintah Provinsi Gorontalo secara resmi mengusulkan Aloei Saboe sebagai calon Pahlawan Nasional. Berkas usulan telah diserahkan ke Kementerian Sosial dan dinyatakan memenuhi syarat formal dan substansial oleh Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD). Usulan ini merupakan langkah penting untuk mengakui kontribusi Aloei Saboe dalam sejarah nasional.
Bagi generasi muda, sejatinya Prof. Dr. dr. H. Aloei Saboe adalah cerminan nyata bahwa perjuangan tidak hanya dilakukan saat bergerilya di medan perang, tetapi juga melalui pelayanan kesehatan dan pendidikan. Dibawah kebijaksanaan Presiden Prabowo Subianto, masyarakat Gorontalo kemudian berharap bahwa gelar Pahlawan Nasional bagi dokter pejuang sekaligus cendekiawan Aloei Saboe dapat diberikan tahun ini sebagai bentuk pengakuan tertinggi negara dan bangsa Indonesia. Selain itu, dukungan dari berbagai tokoh Gorontalo di level nasional juga diharapkan dapat ikut bergelora lebih kuat, sehingga riuh-ramah penganugerahan gelar pahlawan nasional bagi Aloei Saboe dapat terlaksana tahun ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI