Mohon tunggu...
fina siti fauziyah
fina siti fauziyah Mohon Tunggu... Freelancer - warisan diri, rekam jejak insan yang pernah singgah di bumi. semoga bermanfaat

kenang aku dalam jiwa, mari berdo'a senandung kebaikan, menjadi insan yang bermanfaat bagi sesama

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dari Mata Turun ke Hati

15 Juni 2017   13:35 Diperbarui: 15 Juni 2017   13:40 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dari mata turun ke hati,

Sebuah kalimat yang amat basi kudengar, bahkan sempat aku tak mempercayainya. Namun, sejak ia hadir kini aku percaya akan kekuatan sebuah tatapan yang bisa menjatuhkan, ya menjatuhkan asa. Lagu jazz dari mata turun kehati pun cukup mewakili kisah dilemaku dengan orang jawa pertama kalinya.

Kala itu, aku adalah gadis lugu yang belum mengerti permainan asa. Sebut saja namaku Aghnia. Di saat rapat perdana itu, Arsyad menatap tajam kearah mataku, aku yang berada dihadapannya tak kuasa berkutik karena berusaha menyimaknya  selaku ketua pelaksana. Namun, lambat laun hatiku memberontak, ada keganjalan dalam cara ia menjelaskan, mengapa tatapan arah matanya hanya tertuju padaku? Padahal dalam rapat itu, banyak sudut yang harusnya ia perhatikan juga,ah.. mungkin perasaanku saja, namun pada akhirnya, akupun mengambil sebuah ballpoint sebagai rasa penasaranku dan menggerakkannya ke arah matanya, hingga ia mengikutinya dan beralih pandangan. Sungguh kejadian konyol yang pertama kali aku temui dalam sebuah rapat.

Dalam event-event organisasi sebelumnya, aku dan Arsyad memang sudah sering berinteraksi, mungkin karena posisiku sendiri sebagai bendahara, menjadi salah satu pemicu interaksi di antara kita. Hampir dalam sebulan yang lalu catatan panggilan Whats'app ku di penuhi oleh namanya. Sosok laki-laki tampan dan baik hati itu, kini mulai memikat asaku. Kejadian-kejadian konyolpun sempat menimpaku, aku yang notabene nya sebagai alumni pesantren cukup menjaga jarak dengan lawan jenis, salah satunya dengan tidak bersentuhan kulit. Namun sayang, aku yang terbiasa terburu-buru jemariku pernah  menyentuh tangannya, sehingga membuat batal wudhunya. Betapa malunya aku, hingga aku tak sanggup lagi untuk berkata-kata, ketika ia mengucap "yah, wudhunya batal". 

Kejadian serupa pun terjadi lagi pada orang yang sama, dan saat ada seseorang yang mau mnghampirinya dan berkata "eh nanti batal ya syad wudhunya", dan dengan datarnya ia berkata "wudhu ku udah di batalin aghnia". Hingga akhirnya disuatu rapat, yang tanpa sengaja ia berada disampingku, aku pun spontan berkata "jangan dekat aku, nanti batal wudhunya" dan dengan santainya ia menjawab "nggak papa aku nggak punya wudhu kok, mau pegangan tah?" sebuah jawaban yang mencengangkan bagiku, serentak aku menjawab "ya nggak mau lah emangnya cewek apaan". Arsyad memang sering membuatku gemas, namun dari tingkahnya yang menggemaskan itulah yang mengundang asa itu, juga. Jika aku sudah mulai gemas gaya tulisan what'sapp ku langsung berubah "syaaad" begitu pula dalam dunia nyata, aku selalu melakukan penekanan pada kata syaaad cukup lama.

Namun, sejak malam acara pengangkatan ia menjadi ketapel, jarak kita mulai menjauh, karena iapun mulai super sibuk. Namun aku mulai merasakan asa yang aneh sejak tatapan itu. Mungkinkah ini.. entahlah aku selalu menyangkalnya. Akupun sempat mendengar pesan dosen PPBA ku hati-hati dengan siklus permainan asa, berawal dari mata hingga jalan berdua dan sebagainya. Entah bagaimana ceritanya akupun sempat pergi dengannya, padahal aku tidak berniat untuk pergi dengannya, hanya saja secara kebetulan ia yang mengantarkan ku ke tempat bank disaat aku sedang memproses berkas beasiswa. 

Di motor itu sempat aku berceloteh tentang sikapnya selama memimpin rapat, aku hanya berusaha memberi masukan agar ia bisa menjadi lebih baik. Rapat demi rapat terus kami jalani namun pesertanya pun semakin berkurang, aku pun ikut merasakan apa yang ia rasakan karena dibangku SLTA aku pernah menjadi ketua. Ia selalu melakukan pengontrolan yang detail, melakukan dengan totalitas, hingga aku pun terkesan bagaimana bisa orang sebaik itu. Hingga ketika aku mendapat video motivasi, langsung aku kirim padanya. Berharap agar ia tetap termotivasi dan bersemangat kembali.

Sejak dulu, aku tak pernah mengharapkan balasan kasih dari seseorang yang mencuri asaku, dan hal yang paling aku takuti adalah ketika seseorang itu mempunyai asa yang sama. Karena aku tahu dalam agama kita itu adalah hal yang tidak dibenarkan.

Hingg pada suatu malam aku mendengar kabar burung, bahwa ia pernah mengatakan suka padaku. Namun, kata itu ia ungkapkan dalam permainan true or deer. Dan permainan itu sangat di rahasiakan katanya. Aku pun tidak terlalu yakin dengan kabar itu, antara senang dan takut asaku kala itu. Beberapa malam kemudian kamipun berlima ngopi disebuah trongkongan, ada sikap yang aneh memang jika dihubungkan dengan kabar burung itu, hanya saja aku berpura-pura tidak tahu.

Satu hal yang aku herankan disaat aku menjauh, justru alam mendekatkan kita. Seperti halnya disaat acara mukhayyam araby, aku sudah berusaha untuk tidak bertemu dia, namun, bagaimana caranya disaat pulang ia sudah bersama temanku dan akhirnya kita foto bersama. Ia juga sering muncul disaat aku mengerjakan tugas seni budayaku, dan ia sempat berceloteh "nyampah" sebuah kata yang menyebalkan, karena ia tidak merasakan prosesnya, meski itu hanya sebuah gurauan.

Hari-hari terus berganti, hingga akhirnya aku mulai merasakan sesuatu yang aneh, aku pun mulai sering stalker akun dunia mayanya, hingga aku tercengangkan dengan foto mesranya dia dengan seorang bule di Amerika satu tahun yang lalu. Sempat aku illfeel padanya namun asa itu tetap mengganggu. Bahkan akupun sempat mengirim sebuah lagu padanya yang berjudul teka-teki rasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun