Mohon tunggu...
Fina Maulani S
Fina Maulani S Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa pada salah satu kampus di Kota Tegal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Lingkungan Kampus terhadap Gaya Hedonisme Mahasiswa

12 Januari 2024   01:24 Diperbarui: 12 Januari 2024   18:12 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gaya Hidup Hedonis (Sumber : www.pinterest.id.com)

Hedonisme merupakan pandangan filosofis yang menganggap kebahagiaan atau kesenangan sebagai nilai tertinggi dalam kehidupan, dan individu diharapkan untuk mengejar pengalaman positif serta menghindari penderitaan. Gaya hidup hedonis biasanya merujuk pada kecenderungan atau gaya hidup di mana seseorang mencari kenikmatan dan kebahagiaan sebagai tujuan utama dalam hidupnya. Gaya hidup ini dapat mencakup kecenderungan untuk mengejar kesenangan sensorik, hiburan, dan pengalaman positif tanpa banyak mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang

Gaya hedonisme pada mahasiswa dapat muncul dalam berbagai cara. Hedonisme pada mahasiswa mencakup kecenderungan untuk mengejar kesenangan atau kebahagiaan dengan menempatkan prioritas pada pengalaman yang memberikan kepuasan pribadi. Ini bisa tercermin pada partisipasi dalam kegiatan sosial, hiburan, atau aktivitas lain yang memberikan kenikmatan. Namun, penting untuk diingat bahwa sikap ini dapat bervariasi di antara mahasiswa dan tidak selalu mengindikasikan kurangnya tanggung jawab atau fokus pada prestasi akademis. Sebagian besar mahasiswa mencari keseimbangan antara aspek hedonis dan tanggung jawab akademis serta perkembangan pribadi.

Peranan lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan gaya hidup mahasiswa. Lingkungan kampus sering kali menjadi tempat di mana mahasiswa merasakan kebebasan dan kemandirian untuk pertama kalinya. Kehidupan kampus yang lebih mandiri dapat mendorong eksplorasi, termasuk eksplorasi terhadap gaya hidup yang mendekati hedonisme. Mahasiswa mungkin lebih cenderung mencari pengalaman baru dan mendalam, terlibat dalam aktivitas - aktivitas yang memberikan sensasi dan kesenangan instan.

Lingkungan kampus yang cenderung hedonis mungkin memiliki tren mode dan gaya hidup tertentu yang mencerminkan preferensi mereka terhadap kesenangan, kebebasan, dan ekspresi diri, seperti gaya hidup yang mengutamakan tampilan, kemewahan, dan kesenangan. Selalu ingin mengikuti apa saja yang sedang ramai atau trend, seperti tempat nongkrong high class, pakaian dan barang -- barang branded, hangeout, barang -- barang elektronik seperti gadget yang mahal, dan lain sebaginya.

Pada kenyataannya tidak semua mahasiswa mampu untuk mencapai hal tersebut, namun sudah jelas mayoritas mahasiswa menginginkan hal yang sama. Dengan begitu mahasiswa harus mampu membedakan mana yang merupakan kebutuhan penting dan mana kebutuhan ynag kurang penting.  Menyadari kecenderungan hedonis dan refleksikan apakah keputusan atau tindakan saat ini sejalan dengan tujuan jangka panjang dan nilai-nilai pribadi.

Berkaitan dengan hal tersebut, mahasiswa hendaknya membuat rencana anggaran untuk meminimalkan adanya pembelanjaan di luar kebutuhan, dan menyesuaikan alokasi pengeluaran kebutuhan dengan anggaran yang dimiliki dan melakukan pembelian atas dasar kebutuhan bukan keinginan, dengan membuat skala prioritas kebutuhan berdasar sifat pemenuhannya. Dengan kesadaran finansial dan disiplin diri, dengan begitu diharapkan mahasiswa dapat lebih pandai dalam pengelolaan keuangannya agar terhindar dari pola hidup yang bersifat hedonis.

Selain itu, mahasiswa harus mampu membentengi diri dengan prinsip yang kuat dan keyakinan terhadap mana hal yang baik dan mana yang buruk, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar terutama dari pengaruh buruk yang membawa pada perilaku menyimpang. Buat rencana jangka panjang dan identifikasi langkah - langkah kongkrit untuk mencapainya, hal ini dapat membantu mengalihkan fokus dari kepuasan instan pada pencapaian tujuan yang lebih besar. Mahasiswa juga perlu mempertahankan gaya hidup apa adanya dan sebisa mungkin menjauhkan diri dari gaya hidup hedonis hanya karena gengsi atau mengharapkan pujian semata.

Mahasiswa diharapkan juga agar bersikap lebih hati -- hati dalam memilih dan berinteraksi pada lingkungan kampus dan tidak mengikuti gaya hidup hedonis yang lebih mengutamakan kesenangan dan mengesampingkan tugas utama sebagai mahasiswa. Dengan meningkatkan kualitas diri, diharapkan dapat memanifestasikannya ke dalam bentuk gaya hidup yang lebih baik dan tidak terjerumus kepada gaya hidup hedonis yang cenderung negatif, glamour, dan konsumtif.

Jadilah mahasiswa smart dalam setiap tindakan dan keputusan yang akan diambilnya, sama pentingnya dengan kesadaran dan keseimbangan antara kenikmatan sementara dan tujuan jangka panjang. Kehidupan yang seimbang dapat meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan, dan pencarian kebahagiaan tidak harus bertentangan dengan mencapai tujuan dan tanggung jawab. Setiap perubahan membutuhkan waktu dan kesabaran, jadi mulailah dengan langkah kecil dan terus tingkatkan upaya anda menuju gaya hidup yang lebih seimbang dan bermakna.

Fina Maulani S

Mahasiswa Politeknik Stibisnis

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun