Mohon tunggu...
Filzah Tsaabitah Cahyarini
Filzah Tsaabitah Cahyarini Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, program studi Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Generasi Manis dan Risiko Diabetes Melitus pada Anak Muda

11 September 2025   08:35 Diperbarui: 11 September 2025   07:35 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Di masa sekarang, anak muda tidak dapat lepas dari kebiasaan mengonsumsi gula dalam kesehariannya. Mulai dari minuman manis kemasan hingga cemilan yang kandungan gulanya tinggi menjadi tren saat ini. Dari fenomena tersebut, muncul istilah “Generasi Manis” yaitu generasi yang memiliki kecintaan besar terhadap makanan dan minuman manis. Batas ajuran konsumsi gula per hari adalah 10% dari total energi atau setara dengan gula 4 sendok makan atau 50 gram. Namun, pada kenyataannya banyak anak muda yang mengonsumsi gula lebih dari batas anjuran konsumsi gula per hari. Menurut Zubaidah, anak-anak muda cenderung mengonsumsi gula berlebih sebanyak 53,1%. Konsumsi gula yang berlebihan dapat menyebabkan masalah pada kesehatan, seperti obesitas, diabetes melitus, penyakit jantung, dan kanker.

Masalah kesehatan yang sering dialami adalah diabetes melitus. Diabetes melitus termasuk penyakit metabolik yang ditandai oleh meningkatnya kadar gula darah dalam tubuh karena gangguan pada kerja hormon insulin, yang memiliki fungsi menjaga keseimbangan tubuh melalui pengendalian kadar gula. Diabetes melitus tidak hanya menyerang orang tua, tetapi juga anak muda yang pola makannya tidak terjaga. Setiap tahun, kasus diabetes di Indonesia menunjukkan tren peningkatan. Berdasarkan data International Diabetes Foundation (IDF) pada tahun 2021, jumlah kasus diabetes Indonesia berada di angka 19,5 juta orang. Hal tersebut menandakan kurangnya kepedulian anak muda Indonesia terhadap kesehatan. Hal ini mengkhawatirkan, terlebih anak muda sebagai aset masa depan bangsa yang seharusnya dapat membangun bangsa.

Kebiasaan mengonsumsi gula pada anak muda dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor sosial, psikologis, dan lingkungan. Faktor sosial meliputi norma sosial, adanya dukungan sosial, dan pengaruh dari teman sebaya. Faktor psikologis meliputi dorongan untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang nikmat, gangguan kecemasan, dan stress. Faktor lingkungan meliputi adanya promosi serta tren makanan dan minum manis. Selain itu, anak muda cenderung suka berkumpul dan menikmati makanan dan minuman manis, tetapi malas untuk melakukan aktivitas fisik.

Risiko terkena penyakit diabetes melitus dapat dicegah dengan melakukan beberapa tindakan. Pertama, mengadakan edukasi tentang konsumsi gula, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya mengonsumsi gula yang berlebihan. Kedua, dukungan dari lingkungan, keluarga sebagai lingkungan terkecil menyediakan makanan dan minuman yang kandungan gulanya rendah serta kepedulian pemerintah dengan menginformasikan bahaya konsumsi makan yang kandungan gulanya tinggi. Ketiga, menerapkan pola makan sehat. Penting untuk memperhatikan kandungan dan label gizi dari setiap makanan dan minuman dan mengurangi makanan dan minuman yang kandungan gulanya tinggi.  Keempat, melakukan aktivitas fisik setidaknya 30 menit sehari. Dengan melakukan aktivitas fisik, otot akan menggunakan glukosa untuk mengisi kekurangan glukosa yang telah digunakan dalam beraktivitas.

Dengan melihat situasi saat ini, risiko terkena penyakit diabetes melitus pada anak muda sangat besar. Diabetes melitus bukan sekadar penyakit biasa, melainkan juga dapat menyebabkan berbagai komplikasi lain. Oleh karena itu, anak muda diharapkan dapat lebih peduli terhadap diri sendiri dengan memahami tentang bahaya mengonsumsi gula berlebihan, menerapkan pola makan sehat dan beraktivitas fisik setiap hari. Dengan begitu, anak muda tidak akan terkena diabetes melitus serta istilah “Generasi Manis” tidak lagi bermakna generasi yang terjebak gula, tetapi generasi yang dapat menyeimbangkan hidup sehat.

KATA KUNCI: Anak, Berlebih, Diabetes, Gula, Muda

DAFTAR PUSTAKA

Astutisari, I. D. A. E. C, dkk., 2022. Hubungan Pola Makan dan Aktivitas Fisik

Dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Manggis I. Jurnal Riset Kesehatan Nasional, 6(2), pp. 79-87.

Sinaga, J., dkk., 2024. Gula dan Kesehatan: Kajian Terhadap Dampak Kesehatan

Akibat Konsumsi Gula Berlebih. Mutiara: Jurnal Ilmiah Multidisiplin 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun