Kebakaran hutan merupakan masalah yang seringkali terjadi di Indonesia. Bencana ini termasuk dalam bencana lingkungan yang mengakibatkan rusaknya ekosistem, mengancam keanekaragaman hayati, dan membahayakan kesehatan manusia akibat kabut asap sehingga  memiliki dampak yang meluas. Di antaranya penyebab polusi, berkontribusi pada perubahan iklim, pemicu bencana alam lain, serta menimbulkan kerugian ekonomi dan sosial bagi masyarakat.
Kebakaran hutan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, contohnya, musim kemarau yang semakin panjang yang menyebabkan meningkatnya potensi terjadinya kebakaran hutan, dan juga aktivitas manusia seperti pembukaan lahan dengan cara di bakar. Dilansir dari data Sistem Pemantauan Karhutla (KEMENHUT), total luasan hutan dan lahan yang terbakar pada tahun 2025 mengalami penurunan dibanding tahun tahun sebelumnya.
Pada tahun 2025 terdapat indikasi total 213.984,20 ha luas kebakaran hutan dan lahan di indonesia. Sedangkan pada tahun 2024, diketahui indikasi luas kebakaran hutan dan lahan di Indonesia sebanyak 376.805,05 ha. Penurunan angka kebakaran luasan hutan ini diketahui memiliki beberapa faktor yaitu peningkatan kesadaran serta edukasi publik yang dilakukan oleh pemerintah dan organisasi masyarakat, seperti, melakukan penyuluhan tentang bahaya kebakaran hutan sehingga masyarakat dapat mengurangi kebiasaan buruk yang dapat memicu kebakaran. Selain itu, upaya penegakan hukum yang lebih ketat terhadap pelaku pembakaran lahan sehingga memberikan efek jera dan mengurangi praktik ilegal. Peran teknologi juga menjadi salah satu pemicu penurunan kebakaran lahan hutan di Indonesia, contohnya citra satelit untuk mendeteksi titik panas dan memetakan area rawan kebakaran yang membantu petugas dalam mengambil tindakan pencegahan dini.
Penurunan ini membuktikan hasil kerja sama lintas lembaga, peran serta masyarakat, dan penegakan hukum yang sudah cukup tegas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI