Mohon tunggu...
Muhammad Fikri
Muhammad Fikri Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Tanjungpura/pernah mengikuti lomba esai dan KTI se-Indonesia

Saya adalah penulis muda dari Kalimantan yang hobi menulis dan mendesain. Walaupun ada kesibukan sekalipun. Saya tidak akan berhenti dari keduanya. Saya hobi menulis artikel apapun, khususnya topik self-improvement, review buku, pendidikan, dan lingkungan. Stay tune! "Belajar Sepanjang Hayat" - Fikri 2024

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Doomscrolling: Kondisi Stres Akibat Menerima Terlalu Banyak Informasi Negatif

26 September 2025   09:30 Diperbarui: 26 September 2025   11:16 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang yang sedang scrolling (Pinterest/s2024205)

Akhir-akhir ini, dunia pemberitaan Indonesia semakin suram. Dari bangun tidur hingga tidur lagi, semua lembaga pers memberitakan berita-berita negatif besar bersamaan. Mulai dari kasus keracunan MBG massal, pembatasan impor BBM pada pom bensin swasta, IHSG sempat turun, hingga pembahasan Israel-Palestina di PBB.

Meski banyak juga berita-berita positif, namun yang negatif biasanya di-up duluan sama media. Tentu, kita harus tahu dan kritis terhadap isu-isu yang berlangsung. Apalagi, Indonesia adalah negara dengan institusi yang bergerak cepat apabila diviralkan. Memalukan? Tentu saja.

Akan tetapi, tahukah kamu bahwa menerima informasi negatif terus-menerus bisa mengakibatkan stress. Al-Wafa (2024) dalam HUBUNGAN DOOMSCROLLING DENGAN KECEMASAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA menemukan bahwa doomscrolling mempunyai hubungan dengan tingkat kecemasan. Hubungan ini ia temukan melalui uji data terhadap mahasiswa fakultas kedokteran di Universitas Islam Sumatera Utara.

Semakin kuat doomscrolling, semakin tinggi juga tingkat kecemasan seseorang. Matthew Price, seorang profesor ilmu psikologi di Universitas Vermont mengatakan bahwa ketika kita doomscrolling, rasanya seperti kita sedang mencari solusi untuk masalah tersebut. Semakin banyak postingan bearti semakin banyak informasi yang didapat. Akhirnya, otak semakin stress karena harus menerima banyak informasi dan memikirkan solusi secara tak langsung. 

Melansir dari alodokter.com, doomscrolling juga memiliki beberapa dampak negatif selain stres, diantaranya

  • Mengakibatkan gangguan kecemasan
  • Mengurangi tingkat fokus pada otak sebagai akibat dari stress
  • Berpotensi menjadi penyakit fisik, seperti tekanan darah tinggi, insomnia, dan penyakit jantung.

Masih dalam alodokter.com, terdapat beberapa cara untuk mencegah doomscrolling, diantaranya

  • Batasi penggunaan media sosial

Jika sebelumnya kamu bisa menghabiskan waktu berjam-jam di media sosial untuk mencari berita buruk, cobalah untuk mengurangi waktu penggunaan. Dengan demikian, kamu dapat meminimalisir isu apa saja yang perlu diterima.

  • Kenali emosi yang dialami

Pahami respons tubuh dan emosi dirimu. Apabila sudah mulai gelisah, cemas, hingga stres saat membaca cerita. Segera berhenti dan lakukan hal lain!

  • Fokus pada diri sendiri

Dalam filosofi stoikisme, dijelaskan bahwa ada hal yang berada di luar kendali kita. Hal-hal seperti kondisi negara dan kebobrokan institusi tak akan bisa diubah dengan instan. Maka, kamu harus menerima hal yang tak bisa kamu kendalikan, karena kamu tak akan bisa mengubahnya.

Sebaliknya, kamu harus fokus dengan dirimu sendiri. Fokus dengan pikiran, tindakan, dan sikapmu dalam menghadapi masa lalu, kini, dan yang akan datang. Filosofi ini berhasil menenangkan kehidupan banyak orang. Kini mereka tak lagi merasa harus mengendalikan dunia, tetapi mereka berusaha untuk damai, namun tetap berusaha.

Kesimpulannya, doomscrolling adalah kebiasaan terus-menerus mencari dan membaca berita negatif yang berdampak buruk pada kesehatan mental maupun fisik, mulai dari meningkatnya kecemasan, berkurangnya fokus, hingga risiko penyakit serius. Penelitian menunjukkan semakin sering seseorang doomscrolling, semakin tinggi pula tingkat stres dan kecemasan yang dialami. Untuk mencegahnya, kita dapat membatasi penggunaan media sosial, mengenali emosi saat membaca berita, serta fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan sebagaimana yang diajarkan dalam filosofi stoikisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun