Mohon tunggu...
fikri fadhlurrahman
fikri fadhlurrahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

Mahasiswa Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gastrodiplomasi Indonesia: Mengunggulkan Pekan Kuliner Sebagai Alat Diplomasi

18 Mei 2024   19:57 Diperbarui: 18 Mei 2024   20:00 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Diplomasi publik

Diplomasi lunak (soft diplomacy) adalah suatu pendekatan dalam hubungan internasional yang lebih menekankan pada penggunaan daya tarik budaya, nilai-nilai, dan kebijakan-kebijakan yang bersifat persuasif daripada penggunaan kekuatan militer atau tekanan politik keras. Pendekatan ini bertujuan untuk memengaruhi opini publik, membentuk persepsi positif terhadap suatu negara, dan membangun hubungan yang harmonis dengan negara lain melalui cara-cara yang bersifat kooperatif dan inklusif.

Joseph Nye yang mana adalah salah satu tokoh yang paling terkenal dalam mengembangkan konsep soft diplomacy Nye menggambarkan diplomasi lunak sebagai kemampuan suatu negara untuk mempengaruhi perilaku lain melalui kekuatan tariknya, seperti budaya, nilai-nilai politik, dan lembaga-lembaga internasional.

Pada intinya, konsep soft diplomacy dan para pencipta teorinya menyoroti pentingnya komunikasi, kerja sama, dan kebijakan yang membangun kesamaan nilai dan pemahaman antar-negara sebagai cara untuk mencapai tujuan-tujuan politik, ekonomi, dan sosial tanpa menggunakan kekuatan keras.

Gastrodiplomasi adalah sub-bidang dari soft diplomacy yang menggunakan makanan, kuliner, dan budaya gastronomi untuk mempromosikan hubungan antarnegara, membangun pemahaman lintas budaya, dan meningkatkan citra suatu negara di mata masyarakat internasional. 

Melalui pertukaran kuliner, festival makanan, restoran internasional, dan promosi kuliner, negara-negara memanfaatkan kekayaan budaya mereka untuk menciptakan ikatan emosional dan memperluas pengaruh mereka di dunia. Diplomasi kuliner, atau gastrodiplomasi, adalah salah satu cara yang efektif untuk mempromosikan budaya dan citra suatu negara di kancah internasional. 


Untuk meningkatkan daya tarik budaya dan pariwisatanya, Indonesia telah berhasil menggunakan diplomasi makanan. Salah satu upaya terkemuka dalam hal ini adalah penyediaan Pekan Kuliner.Pekan Kuliner adalah acara yang merayakan keragaman budaya dan kuliner Indonesia dengan menawarkan berbagai hidangan khas dari berbagai daerah serta berbagai aktivitas budaya yang terkait dengan kuliner. 

Menurut Paul Rockower yang  dikenal sebagai salah satu pencetus gastrodiplomasi modern. Ia menekankan pentingnya makanan sebagai sarana untuk mempromosikan pemahaman lintas budaya dan meningkatkan hubungan antarnegara. Rockower menyusun panduan dan strategi untuk penerapan gastrodiplomasi oleh negara-negara dalam konteks diplomasi publik.

Melalui acara ini, Indonesia telah berhasil merayakan keberagaman kuliner dan budayanya sambil memperkenalkannya sebagai destinasi kuliner yang tak tertandingi di dunia. Dengan mengorganisir Pekan Kuliner, Indonesia dapat memperoleh beberapa keuntungan dalam gastrodiplomasi:

Promosi Budaya Promosi Budaya melalui Pekan Kuliner melibatkan lebih dari sekadar menampilkan makanan. Acara ini juga memberikan perhatian khusus pada cerita di balik setiap hidangan yang disajikan. Dalam konteks ini, Indonesia menggunakan Pekan Kuliner sebagai platform untuk memperkenalkan aspek-aspek budaya yang luas, seperti tradisi, sejarah, dan keragaman etnis. Setiap hidangan yang dipamerkan tidak hanya merupakan hasil dari keahlian kuliner, tetapi juga mencerminkan warisan budaya yang kaya dari berbagai suku dan daerah di Indonesia. 

Misalnya, setiap resep mungkin memiliki kisah yang terkait dengan tradisi keluarga atau sejarah lokal yang unik. Dengan demikian, saat pengunjung menikmati hidangan-hidangan tersebut, mereka juga diundang untuk memahami dan menghargai latar belakang budaya yang mendalam di baliknya. Dengan menyelipkan narasi budaya dalam setiap sajian kuliner, Pekan Kuliner bukan hanya menjadi sebuah ajang untuk mengeksplorasi rasa, tetapi juga menjadi jendela yang membuka wawasan tentang kekayaan budaya Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun