Dalam peristiwa tersebut tentu masyarakat harus menyaring dan cermat terhadap segala informasi yang beredar, jangan sampai muncul asumsi -- asumsi yang hanya menambah keruh suasana. Hal ini juga mendapat tanggapan dari Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang menyampaikan bahwa dalam situasi seperti saat ini, siapapun dapat mengatakan apapun dan memiliki tujuan, apalagi dalam konteks pemilu. Sangat jelas Kapolri telah menetapkan dan mengutarakan posisi Polri Netral, tidak ada sistematis perintah untuk mengharuskan memberikan dukungan apapun. Penegasan tersebut disampaikan Moeldoko terkait dnegan pengakuan Eks Kapolsek Pasirwangi AKP Sulman Aziz terkait perintah Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna untuk memenangkan Jokowi -- Ma'ruf Amin.
Masyarakat harus jeli dan berhati -- hati, jangan mudah percaya, jangan karena pemilu kita dapat terpecah persatuan dan kesatuan bangsa, pasti polisi bisa menangani hal ini sendiri
Dalam kesempatan terpisah, Kapolres Garut Budi menjelaskan bahwa mutasi yang dialami oleh Sulman Aziz adalah hal yang wajar. Sulman sendiri sudah dua tahun menjabat Kapolsek Pasirwangi.
Kalau masalah dicopot itu kan hal yang wajar mutasi wajar, beliau itu sudah hampir dua tahun jadi Kapolsek dan mutasinya bukan mutasi sendiri
Selain itu, Budi mengakui rutin mengumpulkan para Kapolsek di Wilayah hukum Polres Garut. Namun dirinya membantah terkait mengarahkan para Kapolsek untuk memenangkan pasangan calon nomor urut 01 Jokowi -- Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. Apapun yang terjadi, Polri merupakan lembaga yang netral dalam keberlangsungan pemilu. Tentunya masyarakat sebaiknya tidak mudah berasumsi akan ketidaknetralan Polri sebelum mendapatkan bukti -- bukti yang kuat.